Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih muda biasanya sejiwa dan sehati dengan pemain. Itulah yang dirasakan antara Brad Stevens (38), pelatih kepala Boston Celtics dengan point guard Evan Turner (26). Turner yang kehilangan jati diri di Philadelphia 76ers dan Indiana Pacers, disulap menjadi monster berbahaya di Celtics.
Turner memang kalah pamor dengan John Wall (Wizards) atau DeMarcus Cousin (Kings), rekan seangkatan draft 2010. Ia juga kalah bersinar dari Paul George (Indiana) dan Gordon Hayward (Utah).
Namun, kesabaran dan kerja keras Evan membuahkan hasil. Jika bisa membawa Boston Celtics lolos ke play-off, harga jual Turner akan melambung tinggi. "Ia seorang sosok yang seimbang dan cocok dengan sistem Celtics. Ia memiliki banyak referensi permain pernah bermain di tangan empat pelatih dalam kurun empat tahun," tambah Stevens.
"Saya memang tidak istimewa sebab skill individual saya tidak menonjol. Pekerjaan saya adalah pengumpan dan membuat kawan setim mudah membuat angka. Saya juga harus menjadi orang pertama yang melakukan defense ketika positioning dipegang lawan," ucap Turner kepada Boston Globe.
"Saya bukan penembak 3pts hebat. Saya juga bukan guard cepat yang memiliki banyak trik tipuan seperti pesulap. Saya pebasket biasa yang memahami secara ortodoks penemu bola basket James Naismith. Naismith mengatakan permainan bola basket adalah kombinasi apik antara dribel, menembak, dan mengumpan. Saya ingin berimbang memiliki tiga kemampuan itu," ucap Turner.
Melihat filosofinya, Turner hanya tinggal menunggu waktu menjadi bintang. Bintang yang muncul di saat tepat.