Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih muda biasanya sejiwa dan sehati dengan pemain. Itulah yang dirasakan antara Brad Stevens (38), pelatih kepala Boston Celtics dengan point guard Evan Turner (26). Turner yang kehilangan jati diri di Philadelphia 76ers dan Indiana Pacers, disulap menjadi monster berbahaya di Celtics.
Turner adalah draft pilihan kedua pada 2010. Ia dipilih Philadelphia 76ers. Ia memiliki bakat hebat sehingga sampai diageni David Falk, agen Michael Jordan.
Namun sinar terang menjauhinya. Setelah empat tahun bermain di 76ers ia dikirim ke India. Bersama Lavoy Allen, Evan dibarter untuk Danny Granger. Namun, dalam skema permainan Frank Vogel, Evan dianggap tak pas. Maka, usai musim 2013-14, Indiana memilih melepas Turner dan tak menawari perpanjangan kontrak.
Ada Brad Stevens, pelatih muda Celtics, yang ternyata terus memantau permainan Evan sebab ia silent admirer Turner. Kontrak US$ segera ditawarkan Stevens untuk Evan dan disambut dengan tangan terbuka.
Turner memang menjadi cadangan point guard Rajon Rondo dan Marcus Smart. Namun, rezeki muncul saat Rondo dijual ke Dallas, sementara Smart terkena cedera. Penampilan Turner meyakinkan dan berfungsi maksimal saat Celtics mengejar peringkat 8 untuk lolos play-off.
"Jujur saja, saya suka pada gaya bermainnya sejak sekolah menengah atas. Ia pebasket yang punya Basketball-IQ tinggi. Ia memiliki kemampuan bertahan dan menyerang sama baik. Ia punya tembakan tiga angka meyakinkan. Saya ingin melatihnya," ucap Stevens, kepada USA Today.
"Evan pernah bermain untuk Thad Matta, boss saya di Ohio State. Kemampuan pemain polesann coach Matta pasti bagus. Evan memiliki itu. Ia kuat di permainan inside-outside," tambah Stevens.