Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jelang semifinal melawan Korsel, Senin (26/1), penyerang veteran sekaligus kapten Irak, Younis Mahmoud, percaya bahwa takdir membawa Irak mengulang prestasi bersejarah pada Piala Asia 2007.
Apa yang dirasakan striker berusia 31 tahun itu diakuinya persis seperti kala Irak menjuarai Piala Asia 2007. Ketika itu Irak juga bertemu Korsel di semifinal, menang, dan melaju ke final hingga akhirnya merebut gelar Piala Asia untuk pertama kali.
"Saya merasa kondisi tim saat ini sama seperti tim pada 2007. Mungkin kami belum siap untuk Piala Asia, tetapi kami mampu mengatasi tantangan dan sekarang ada di semifinal," kata pencetak gol kemenangan Irak atas Arab Saudi di final Piala Asia 2007 itu.
"UEA mengalahkan Jepang, terus kenapa? Kami tak takut dengan UEA, Australia, atau Korsel," ujarnya.
Buat Mahmoud, kemenangan di Piala Asia kali ini penting buat dirinya. Ia memahami benar bagaimana kemenangan bisa menghadirkan kegembiraan, tawa, dan senyum bagi warga Irak yang karut-marut akibat konflik berkepanjangan.
"Saya selalu mengatakan masyarakat di Irak menginginkan sesuatu yang dicintai dan yang bisa membuat mereka bahagia. Itulah arti sepak bola buat Irak karena negara kami tak punya hal lain yang bisa membuat kami tersenyum."
"Sepak bola adalah segalanya, bahkan kemarin saya melihat satu video di internet, ada seorang pria tanpa mengenakan pakaian keluar rumah. Orang-orang meneriakinya sebagai orang gila, tapi dia berteriak "tidak, saya bahagia karena timnas saya menang."
"Rakyat Irak butuh sedikit senyuman dan timnas bisa mewujudkan hal itu. Jadi, kami akan berjuang untuk itu," pungkas Mahmoud seperti dikutip di SBS.