Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila Irak dibayangi memori indah semifinal Piala Asia 2007, lawan Irak di semifinal Piala Asia 2015, Korsel, justru dibayangi problem tekanan mental, kebugaran, dan cedera pemain.
Pelatih Korsel, Uli Stielike, mengungkapkan kondisi timnya agak mengkhawatirkan pasca memenangi drama lewat perpanjangan waktu kontra Uni Emirat Arab di perempat final (22/1).
"Tidak ada tim yang menunjukkan kekuatan mental dan pengorbanan seperti pemain kami. Tekanan terhadap timnas dari publik Korea sangat tinggi hingga memberi pemain sejumlah masalah terkait mental mereka. Kini, tekanan makin meningkat karena publik di rumah menginginkan kami ke final," kata pelatih asal Jerman itu.
Akan tetapi, Stielike berujar harus berhadapan dengan mepetnya waktu recovery. Pemain pilar, golden boy Son Heung-min, dikhawatirkan tak bisa tampil karena cedera sedangkan Lee Chung-yong (winger) dan Koo Ja-cheol (gelandang), yang terlebih dulu cedera, sudah dipastikan tak masuk line-up.
"Bukan alasan, tetapi kami kemungkinan kehilangan 2-3 pemain inti di semifinal nanti. "Kami memonitor perkembangan Heung-min setiap hari sesuai laporan dokter tim. Kami berharap ia bisa dimainkan di semifinal," kata pelatih yang menahkodai Korsel sejak awal September 2014 itu.
Tekanan pada skuat Taegeuk Warriors memang tinggi lantaran rasa dahaga memenangi Piala Asia sudah membuncah. Korsel terakhir kali berada di laga final pada 1988, meski mampu melaju ke semifinal secara beruntun sebanyak tiga kali di tiga edisi terakhir.
Pada Piala Asia 2007 langkah Korsel dihentikan Irak, sementara edisi 2011 Jepang menggagalkan asa Korsel ke final. Uniknya, dua laga semifinal itu diakhiri dengan adu penalti dan Korsel tampaknya dijauhi dewi fortuna lantaran selalu gagal memenangi adu tos-tosan itu.
Taegeuk Warriors jelas tak ingin memori kelam semifinal dengan kegagalan penalti kembali terulang di Piala Asia 2015. Laga Korsel vs Irak digelar di Stadium Australia, Senin (26/1).