Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Masih ada sembilan laga sisa di Serie A buat Inter Milan menjaga harapan buat finis di Liga Europa (LE). Yang menjadi pertanyaan, perlukah Inter bertarung di kompetisi melelahkan sekelas LE dengan potensi sanksi dari UEFA pada musim depan?
Inter masih dalam pengawasan dari UEFA atas kondisi finansial mereka yang berpotensi melanggar aturan FFP (Financial Fair Play). Mereka bisa dikenai sanksi dalam waktu dekat ini.
Saat ini, Inter defisit 180 juta euro (sekitar 2,5 triliun rupiah) di keseimbangan kas mereka selama tiga musim terakhir. Angka tersebut lebih tinggi 135 juta euro dari batas yang diterapkan UEFA.
Inter bisa dikenai sanksi paling berat larangan transfer, penahanan hadiah uang lolos ke kompetisi antarklub Eropa, denda sekitar 7 juta euro, atau pemangkasan skuat di kompetisi kontinental seperti yang diderita Manchester City.
Potensi sanksi ini berlaku jika Inter lolos minimal ke Liga Europa (LE), atau berarti finis di peringkat enam besar, dengan syarat klub juara Coppa Italia 2014/15 finis di zona antarklub Eropa di klasemen akhir Serie A.
Kalau Inter gagal lolos dan tidak tampil di kompetisi kontinental di musim depan, sanksi itu ditunda. Lantas, mana yang lebih baik buat Inter? Tampil di LE nan melelahkan dari babak kualifikasi III, yang bisa mentas sedini Juli 2015, atau tidak tampil sama sekali, tapi fokus dan menyiapkan diri bersaing sepenuh hati ke Serie A 2015/16?