Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
galanya. Tidak mengherankan bila dirinya rela melakukan apa saja demi mencapai impian tersebut.
Kebetulan event Piala Asia 2007 berlangsung di negeri sendiri. Tekad dan semangat Mahyadi untuk bisa mempersembahkan prestasi terbaik bagi negeri tercinta semakin kuat. Wajar pemain yang aslinya berposisi sebagai bek sayap kiri ini setuju saja ketika digeser ke tengah oleh Ivan Kolev menjadi gelandang murni.
“Mau ditaruh di mana saja terserah pelatih. Yang penting bisa main untuk timnas,” kata Mahyadi. Pengakuan polos ini tak lepas dari perjalanan karier selama berkutat di dunia sepakbola.
Pertama kali menjalani karier di klub sepakbola, tepatnya di PSTT Tapanuli Tengah, pria murah senyum ini berposisi sebagai striker. Lumayan juga. Berkat produktivitasnya bagi klub yang bermain di divisi dua itu, ia diseleksi PSMS.
“Tiga minggu ikut seleksi, akhirnya saya diterima. Jadilah saya bermain untuk PSMS di Liga Indonesia,” kenang Mahyadi. Selanjutnya ia diubah menjadi bek sayap kiri. “Sebetulnya saya sudah mantap bermain di posisi itu. Posisi inilah yang mengantar saya masuk timnas,” tandas Mahyadi.
Melebihi Ayah
Berbicara masalah timnas, awalnya Mahyadi tidak pernah bercita-cita menjadi seorang pemain nasional. Ia hanya memiliki keinginan menyamai prestasi ayahnya ketika masih aktif bermain. Sang ayah adalah pemain sepakbola kelas tarkam di kampung halamannya di Pandan, Tapanuli Tengah.
“Sejak kecil saya sering diajak ayah menonton sepakbola atau malah menyaksikan beliau bermain. Nah, dari situ keinginan menjadi pemain bola lama-lama muncul,” terangnya.
Mahyadi pun merasa bangga bisa menyamai bahkan melebihi prestasi ayahnya. Kini setelah namanya masuk dalam jajaran 23 pemain timnas Indonesia ke Piala Asia 2007, Mahyadi bertekad mempersembahkan hasil terbaik bagi bangsa dan negara. “Lawan-lawan memang sepertinya susah dikalahkan. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,” ucapnya optimistis.
Ke depan, mahasiswa fakultas ekonomi semester empat UMSU ini ingin mencapai dua target. Pertama: selalu menjadi pilihan pertama timnas. Kedua: membawa PSMS meraih gelar juara selain di ajang Piala Emas Bang Yos (PEBY). “Ya, dua target itu menjadi obsesi saya. Semoga bisa tercapai seperti yang saya inginkan,” tuturnya.
(Penulis: Aning Jati)