Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

J-League U-16 dan Aksi Drum Tradisional Jepang

By Aning Jati - Kamis, 2 April 2015 | 19:24 WIB
Suasana saat pemain Pertamina Soccer School belajar bermain Taiko. (Wiwig Prayugi/Bolanews)

League U-16 yang mengundang negara Asia Tenggara juga menghadirkan acara pengenalan budaya Jepang.

Pada Kamis (2/4) di ruang pertemuan J-Green Dream Camp Sakai, Osaka, para peserta disuguhi hiburan kesenian drum tradisional Jepang, Taiko. Kesenian itu biasa tampil di festival musim semi dan panas. Tak tanggung-tanggung, J-League mendatangkan grup Taiko yang sudah eksis selama 28 tahun di Osaka bernama Dadadam.

“Kami sangat senang bisa berbagi di tengah acara sepak bola. Saya melihat anak-anak sangat antusias,” kata salah satu personel Dadadam, Kanako Otami.
Para pemain pun diberi kesempatan untuk belajar menggebuk drum. Tim yang mengikuti acara tersebut adalah Shimizu S-Pulse, PVF Vietnam, Pertamina Soccer School, dan JEF United Chiba. Pemain Indonesia paling bersemangat. Duduk di barisan paling depan, mereka berebut mencoba menggebuk drum. 
“Awalnya saya sudah menggebuk drum seperti lagu suporter Indonesia, tapi karena itu budaya Jepang, kami tidak melanjutkannya,” kata pemain Pertamina Soccer School yang berasal dari Bekasi, Ariansyah.
Acara pengenalan kebudayaan menjadi salah satu cara untuk membuat suasana kompetisi lebih menyenangkan. Asisten Manajer Pembinaan Usia Muda J-League Takeshi Mogi mengatakan, dalam kompetisi usia dini, suasana menyenangkan harus terus dijaga. 
“Pemain muda membangun hasratnya di sepak bola atas dasar kesukaan, jadi sebisa mungkin kami membuat kompetisi yang menarik untuk mereka,” ucapnya.

“Kami sangat senang bisa berbagi di tengah acara sepak bola. Saya melihat anak-anak sangat antusias,” kata salah satu personel Dadadam, Kanako Otami.

Para pemain pun diberi kesempatan untuk belajar menggebuk drum. Tim yang mengikuti acara tersebut adalah Shimizu S-Pulse, PVF Vietnam, Pertamina Soccer School, dan JEF United Chiba. Pemain Indonesia paling bersemangat. Duduk di barisan paling depan, mereka berebut mencoba menggebuk drum. 

“Awalnya saya sudah menggebuk drum seperti lagu suporter Indonesia, tapi karena itu budaya Jepang, kami tidak melanjutkannya,” kata pemain Pertamina Soccer School yang berasal dari Bekasi, Ariansyah.

Acara pengenalan kebudayaan menjadi salah satu cara untuk membuat suasana kompetisi lebih menyenangkan. Asisten Manajer Pembinaan Usia Muda J-League Takeshi Mogi mengatakan, dalam kompetisi usia dini, suasana menyenangkan harus terus dijaga. 

“Pemain muda membangun hasratnya di sepak bola atas dasar kesukaan, jadi sebisa mungkin kami membuat kompetisi yang menarik untuk mereka,” ucapnya.

*Laporan Wiwig Prayugi dari Osaka, Jepang