Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Capres ini Menilai FIFA Tidak Bertanggung Jawab

By Suryo Wahono - Jumat, 27 Maret 2015 | 01:00 WIB
Pangeran Ali dari Yordania, mengkritisi sejumlah kebijakan FIFA sebagai pemborosan dan salah urus. (Getty Images/Ilustrasi)

sia lantaran hanya terfokus pada pencitraan. Akibatnya, banyak asosiasi sepak bola nasional telantar dan bahkan tak mampu menyediakan perlengkapan dasar seperti kostum maupun lapangan.

Lebih lanjut, FIFA dinilai telah bertindak "tidak bertanggung jawab" dengan memutuskan alokasi untuk Piala Dunia 2018 hanya sehari setelah pemilihan presiden pada bulan Mei mendatang. Selain itu, FIFA sudah menghabiskan 27 juta dolar AS hanya untuk sebuah film tentang dirinya sendiri, yang dianggap sebagai contoh manajemen yang buruk.

FIFA menerbitkan keuangan laporan yang isinya antara lain telah menginvestasikan kembali lebih dari satu miliar dolar AS dari pendapatan 2011-14 untuk pengembangan sepak bola di seluruh dunia. Jumlah ini senilai 20 persen dari total pengeluaran selama periode tersebut.

Namun, Pangeran Ali mengatakan bahwa dana itu tidak digunakan secara baik.

"Saya tak dapat membayangkan bahwa sebuah organisasi dengan kekayaan yang dimilikinya, anggaran yang dimilikinya, belum bisa menjamin bahwa setiap asosiasi nasional punya perlengkapan dasar seperti lapangan, kostum, dan sebagainya," kata Pangeran Ali dalam sebuah jumpa pers yang dikutip Reuters.

"Itu bukan hal yang sulit. Di Asia, banyak asosiasi sampai harus meminta dukungan FIFA, itu hampir seperti sistem infus," tambah presiden asosiasi sepak bola Yordania itu.

"Pembangunan memang penting, namun saya pikir pendekatannya tidak benar. Ini adalah sebuah realitas bahwa banyak asosiasi di dunia tak punya perlengkapan dasar dan saya telah melihat dengan mata kepala sendiri."

"Proyek harus diimplementasikan, bukan demi kepentingan proyek itu sendiri, melainkan demi perbaikan," tambah anggota komite eksekutif FIFA ini.

"Ada kekurangan besar dari FIFA soal kebutuhan lokal."

Pencitraan

Dia juga mengatakan bahwa kebijakan pembangunan FIFA lebih kepada pencitraan ketimbang kenyataan.

"Anda melihat di Karibia, mereka punya tantangan fisik yang nyata, sekali lagi di Asia, hal yang sama juga di Afrika," kata Pangeran Ali, selain menambahkan bahwa dana yang dihabiskan untuk film berjudul "United Passions" semestinya dipakai untuk pembangunan.

"Itu tidak dijalankan oleh komite eksekutif... Blatter memang datang dan meminta maaf karena tidak melakukan hal tersebut. Tapi itu masalah salah urus... dan hanya contoh sederhana," katanya.

"Di belahan tertentu di dunia, apa yang telah dihabiskan untuk film.... adalah jumlah yang besar."

Pangeran Ali juga mengkritisi keputusan pekan lalu untuk mengalokasikan slot di Piala Dunia 2018 pada pertemuan komite eksekutif yang akan berlangsung pada 30 Mei, hanya satu hari setelah pemilihan presiden.

"Saya sangat, sangat khawatir bahwa para calon dapat menggunakannya untuk pergerakan politik tanpa ada perdebatan yang nyata, tepat, sehat, dan jujur. Sejujurnya, kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama seperti di masa lalu."

Pangeran Ali menganggap hal itu adalah upaya menarik perhatian orang-orang demi kepentingan pemilihan. Menurutnya, cara macam itu tidak bertanggung jawab karena memberi janji hanya untuk menarik perhatian para pemilih.

Pangeran Ali mengklaim bahwa dirinya tak pernah ingkar janji. Dia juga menolak memberi janji-janji yang tidak bisa dia tepati di lain hari.

"Kita harus bertanggung jawab dan matang."