Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menyikapi prestasi mengecewakan di sepanjang putaran pertama LI 2007, manajemen Arema bertindak. Sunar Sulaiman, Anton Samba, Joao Carlos (Brasil), dan Anthony Jomma Ballah (Liberia) dipaksa angkat koper. Terlalu riskan?
Bisa jadi. Manajemen berkilah kontribusinya dianggap minim.
“Keputusan ini diambil karena alasan teknis dan kebutuhan tim, bukan yang lain. Ini baru tahap pertama, tahap kedua nanti bakal ada lagi yang terbuang,” ujar Miroslav Janu, arsitek Arema.
Keputusan Janu cs. digugat suporter Aremania, khususnya berkaitan pencoretan Sunar dan Joao. Maklum, keduanya merupakan pemain yang dinilai loyal, bergabung dengan Singo Edan sejak 2004 saat mereka masih berada di divisi satu.
Aremania pun mengadakan dialog dengan Janu untuk mendengar alasan sang arsitek, Sabtu (26/5). “Sayang tak ada titik temu. Janu tetap pada pendiriannya. Kami harap manajemen juga konsekuen jika ternyata prestasi Arema makin buruk. Pelatih harus bertanggung jawab,” papar H. Slamet Samsul Karim, Aremania korwil Tongan.
Mengadu ke FIFA
Joao sendiri menilai keputusan Janu lebih karena faktor like or dislike. “Sejak awal dia memang tak menyukai saya. Kalau dasarnya sudah tidak suka, bermain bagus pun tetap dinilai jelek,” jelas Joao.
Ia akan memperpanjang kasus ini. Melalui pengacaranya, Wahab Adinugroho, ia menuntut manajemen Arema membereskan hak-haknya.
Menurut Wahab, berdasarkan manual liga E (standar kontrak kerja pemain) bab IV pasal 14 pemutusan yang dilakukan sepihak oleh klub semestinya juga harus diikuti dengan pemberian hak kompensasi 200 persen dari nilai kontrak. “Kompensasi satu bulan gaji jelas tak cukup,” jelas Wahab.
“Jika dibilang minim kontribusi, apakah dua gelar Copa Dji Sam Soe tak cukup? Pemecatan saya jelas-jelas tak beralasan karena saya tak pernah diajak bicara soal ini,” papar Joao.
Jika tuntutannya tak segera dipenuhi, Joao berniat mengadukan persoalan ini ke BLI dan FIFA. Manajemen Arema terkesan tertutup soal tuntutan tersebut. Hanya, sumber BOLA di lingkaran dalam menyebutkan Arema tak akan meralat keputusan yang sudah dibuat.
“Pemutusan kontrak dasarnya dari rapor pemain. Aneh jika Joao berkoar tak pernah diajak bicara. Kami memanggil dia untuk membahas soal ini, pemain lain datang, Joao tak muncul,” ungkap sang sumber.
Arema berpegang pada manual liga E pasal 15 yang menyebutkan bahwa klub berhak memutus kontrak dengan alasan teknis dan perilaku di luar lapangan. Kompensasi yang diberikan cukup satu bulan gaji.
(Penulis: Ario Yosia/Indra Ita)