Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Rossi dan Hati Besar Yamaha

By Caesar Sardi - Kamis, 26 Maret 2015 | 13:20 WIB
Valentino Rossi, termotivasi dukungan penonton. (Julian Finney/Getty Images)

Musim 2007 seolah bakal menjadi replika 2006. Valentino Rossi disodok pembalap lain, tapi ia masih bisa memperlihatkan taji. Bila musim lalu Nicky Hayden jadi pengganjal, tahun ini potensi itu ada pada diri Casey Stoner.

GP Italia di Mugello (3/6), yang diprediksi bakal dengan mudah jadi milik Stoner, ternyata mutlak dikuasai Rossi. Stoner dengan power Ducati yang terbukti ampuh di tiga trek cepat, Losail (Qatar), Istanbul (Turki), dan Shanghai (Cina), diramal bakal menguasai pula Mugello, yang memiliki karakter mirip. Tanda-tanda ia perlihatkan di kualifikasi dan beberapa lap awal lomba, ia melaju amat cepat.

Namun, memasuki pertengahan lomba, Rossi memperlihatkan kelasnya. Ia sempat terperosok di urutan tujuh selepas start dari urutan tiga, tapi kemudian menyalip satu demi satu lawan. Stoner sendiri di saat bersamaan mulai kedodoran.

”Di awal lomba ban Michelin di motor saya belum panas, tapi begitu panas saya bisa berlomba dengan mantap,” kata Rossi dalam rilis Yamaha.

Hati di Helm

Ini adalah kemenangan keenam secara berturut-turut bagi Rossi di Mugello. Tentu segala ikatan emosional mengacu ke sana. ”Mugello memang trek spesial bagi saya. Melihat begitu banyak penonton mengacungkan kertas kuning yang bertuliskan nomor 46, saya jadi tambah semangat,” kata The Doctor.

Yang menarik, Rossi menggunakan helm baru khusus untuk seri ini. Helm itu, katanya, ”Berlambang hati besar, yang melambangkan kebesaran hati Yamaha untuk bangkit.”

Stoner tak kuasa menahan gempuran Rossi karena ia kurang beradaptasi dengan cuaca panas. Maklum, pada Jumat dan Sabtu hujan memang turun dan mengganggu sesi latihan dan kualifikasi. ”Kami tahu tak bakal terlalu kompetitif hari ini karena sampai menjelang lomba tak jua mendapatkan setelan yang pas,” ujar si Aussie ini.

Stoner dan rekan setimnya di Ducati, Loris Capirossi, terlihat oke di awal lomba ketika mereka melaju 1-2. Namun, setelan motor yang kurang pas membuat lambat-laun mereka kedodoran. ”Cuaca berubah-ubah membuat saya tak punya banyak waktu menjajal trek kering. Para pembalap lain punya pengalaman lebih berlaga di Mugello dan itu jadi keuntungan bagi mereka,” kata pemimpin klasemen sementara ini.

Dengan hanya berselisih 9 poin, pertarungan Stoner vs Rossi di seri-seri berikut tak ada jaminan untuk tidak seru, bukan?

(Penulis: Arief Kurniawan)