Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kami sih sudah siap tempur. Persiapan pun sudah maksimal,” tutur ujung tombak tim Piala Sudirman Indonesia, Taufik Hidayat.
Tak hanya Taufik. Dari rona wajah yang terpancar dari seluruh anggota tim pun bisa ditebak, mereka sangat siap menghadapi perang sesungguhnya yang bakal berlangsung di Scotstoun International Arena, Glasgow, Skotlandia, 11-17 Juni.
“Kami juga siap,” ujar Sony Dwi Kuncoro pendek.
Menurut manajer tim Piala Sudirman, Lutfi Hamid, pasukannya telah mempersiapkan diri dengan baik. Semua keterampilan dan bekal fisik prima pun telah disiapkan dengan baik. Intinya, pemain tinggal menjaga kondisi.
“Tim sudah sangat siap untuk diterjunkan di pertandingan sesungguhnya. Yang kami lakukan menjelang pertandingan ini adalah menjaga jangan sampai ada pemain yang cedera atau sakit,” jelas komisaris PLN ini.
Untuk merebut Piala Sudirman X, yang kini dikuasai Cina, Lutfi menyebut peluang Indonesia tetap cukup besar. Hitungan di atas kertas tidak bisa menjadi patokan. Apalagi, ini adalah kejuaraan beregu, di mana faktor nonteknis lebih banyak berbicara.
Karena itu, dengan menjalin kebersamaan dan kekompakan, paling tidak, Indonesia sudah memiliki modal tambahan untuk bertempur melawan Denmark, Korea, dan Hong Kong di penyisihan grup.
“Saya lihat hingga kini kondisi tim begitu kondusif. Anak-anak dalam kondisi bagus dan siap bertanding saja,” tambah mantan manajer tim yang sukses mengawinkan Piala Thomas dan Uber tahun 1994 dan 1996 itu.
Tim Indonesia, disebutkan Lutfi, bakal meninggalkan Tanah Air langsung menuju Glasgow hari Senin, 4 Juni menggunakan kongsi penerbangan Emirat dengan transit di Dubai. Diharapkan dengan berangkat lebih awal, anak-anak bisa beradaptasi dengan tempat pertandingan jauh lebih baik.
Jamuan BOLA
Untuk memberikan suntikan semangat, Rabu (30/5), tabloid BOLA mengundang makan siang tim Piala Sudirman di Caza Suki Blok M, Jakarta. Acara ini merupakan tradisi yang dilakukan terhadap tim yang akan berangkat ke kejuaraan bergengsi.
Lutfi pun menyatakan berterima kasih karena lewat acara kumpul-kumpul bareng seperti makan siang ini kekompakan dan kebersamaan tim kian terjaga. “Terima kasih kepada BOLA. Semoga dengan acara ini kami makin termotivasi untuk memberikan hasil terbaik bagi bangsa dan negara,” ungkap Lutfi.
Diakuinya terus terang, setelah Indonesia menyabet Piala Sudirman di Jakarta tahun 1989, dirinya merasa kangen. Pasalnya semenjak itu lambang supremasi bulutangkis beregu campuran untuk menghormati jasa-jasa mendiang Ketua Umum PB PBSI dan bekas Wakil Presiden IBF, Sudirman, tersebut terbang ke Korea dan Cina.
“Siapa tahu Piala Sudirman juga kangen dengan kita,” ujarnya.
Kita pun kangen merebut Piala Sudirman!
(Penulis: Broto Happy W.)