Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Haus kemenangan! Ya, wajah Real Madrid memang berbeda jauh dibanding ketika mereka memulai kompetisi. Gairah untuk mengumpulkan tiga poin telah menjaga Madrid di puncak klasemen. Tuan rumah Recreativo Huelva pun dipaksa menyerah.
“Saya sadar para pemain sedang bersemangat mengetahui mereka bisa menjadi pemenang. Sudah menjadi tugas saya untuk menjaga perasaan itu agar tidak keluar jalur.” Inilah ucapan Fabio Capello dalam jumpa pers sehari sebelum berlaga di Nuevo Colombino, markas Recre, Minggu (20/5).
Don Fabio pun kembali mempertunjukkan kapasitasnya menjaga euforia Los Blancos. Setelah unggul 2-0 dalam 53 menit, Madrid tertekan ketika skor berubah menjadi 2-2 berkat aksi Uche.
Pada menit ke-73 saat skor 1-2, tendangan penalti Jesus Vazquez berawal dari gerak jitu Ikechukwu Uche, yang berbalik saat diapit Sergio Ramos dan Fernando Gago di dalam kotak penalti. Kedudukan sama kuat 12 menit kemudian setelah Uche dengan bebas menerima bola sepak pojok Aitor.
Situasi di kubu Madrid, yang tadinya positif, sontak berubah. Muncul kekhawatiran di wajah pasukan Capello. Dominasi di babak I seperti runtuh seusai istirahat. Menit ke-88, Don Fabio memutuskan menarik Raul dan memasukkan Gonzalo Higuain. Solusi jitu.
Diawali gebrakan Higuain, kemelut membuat bola berpindah ke David Beckham, dan akhirnya menghampiri Gago, yang menyodorkan bola ke arah kiri. Benar, ada Roberto Carlos, yang siap menyambut bola. Waktu mencatat 43 detik lewat dari 90 menit pertandingan normal: Madrid kembali unggul 3-2.
Gol de oro! Ya, gol emas Carlos memberi sebuah kemenangan penting untuk menjaga posisi Real Madrid di puncak klasemen. Pasalnya beberapa saat kemudian, Barcelona pulang dari kota Madrid dengan kemenangan telak 6-0! Ya, Atletico Madrid mereka permak tanpa ampun, 3 gol pada masing-masing babak. Performa buruk kiper cadangan, Ivan “Pichu” Cuellas, ikut berperan.
“Belum, saya belum melihat kami sebagai calon kuat juara meski meraih kemenangan sangat penting,” ucap Capello pada Sportec. “Sayang, kami bersikap santai setelah unggul 2-0. Untung pemain cepat bereaksi memperbaiki situasi.”
Madrid meraih total 11 kemenangan dalam 18 laga tandang serta memetik 25 poin. Aksi away mereka pada musim 2006/07 adalah yang terbaik sepanjang sejarah klub. Bukan mustahil prestasi ini jadi kunci di akhir kompetisi.
Masalahnya sebaik apa pun produktivitas gol Barcelona, hasil head-to-head memihak Madrid bila nilai keduanya sama hingga jornada 38. Madrid menang 2-0 di Bernabeu dan imbang 3-3 di Camp Nou.
Hanya, nilai Los Blancos tak boleh disamai Sevilla. Setelah kalah 1-2 di Sevilla, Madrid hanya menang 3-2. Produktivitas gol tandang Si Merah-Putih jadi sangat berarti.
(Penulis: Weshley Hutagalung)