Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
lahan bangkit. Gibraltar mulai unjuk gigi, seolah hendak mengikuti jejak Bhutan, negara dengan peringkat FIFA paling buncit.
Bukan meraih kemenangan seperti Bhutan, melainkan Gibraltar mencetak gol perdana, khususnya di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016.
Gibraltar yang tergabung di Grup D, pada Minggu (29/3), memang kalah telak dari Skotlandia dengan skor akhir 1-6. Hasil itu makin membenamkan mereka di posisi terbawah klasemen sementara, tanpa satu kemenangan pun di lima pertandingan.
Namun, sejarah diukir pada pertandingan yang dimainkan di Hampden Park, Glasgow itu. Negara mungil dengan penduduk sekitar 30 ribu orang itu berhasil mencetak gol perdana pada turnamen resmi sejak 2013 atau semenjak tercatat sebagai anggota penuh UEFA pada 24 Mei 2013.
Selama ini Gibraltar memang sudah pernah mencetak gol, tetapi hanya dalam partai persahabatan dan melawan tim selevel, seperti Malta dan Kepulauan Faroe.
Tak heran, gol ke gawang Skotlandia yang dicetak Lee Casciaro di menit ke-20, disambut penuh suka cita. Gol itu membuat kedudukan jadi 1-1. Tim asuhan pelatih sementara David Wilson itu tak kecewa, meski tuan rumah hanya butuh sembilan menit untuk kembali unggul.
Yang menarik, pencetak gol perdana Gibraltar di turnamen resmi itu, Casciaro, merupakan polisi aktif. Penyerang berusia 33 tahun itu tercatat bermain untuk klub Lincoln Red Imps. Tak hanya itu, bola umpan yang diterima Casciaro berasal dari rekannya, Aaron Payas, yang di luar lapangan punya profesi mentereng, yakni pengacara.
Payas, gelandang berusia 29 tahun merupakan pengacara di biro hukum ternama di Gibraltar, Hassans.
Komposisi pemain yang tak murni berprofesi sebagai pesepak bola di Gibraltar mirip dengan yang terjadi di San Marino. Timnas negara yang juga terbilang "liliput" dalam hal luas negara serta jumlah penduduk itu, juga dihuni pemain yang di luar lapangan berprofesi sebagai akuntan, karyawan, dan buruh pabrik.