Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Presiden UEFA, Michel Platini, membantah bahwa suporter Liverpool memiliki tabiat terburuk di UEFA. Juru bicara UEFA, William Gaillard, sempat mengklaim demikian setelah muncul keributan pada final Liga Champion di Athena, tapi Platini menyatakan hal yang berbeda.
“Bukan, mereka bukan yang terburuk di Eropa. Hanya sekadar pendukung Inggris mengikuti klubnya lebih banyak dibanding dari negara lain,” kata Platini setelah bertemu Menteri Olahraga Inggris, Richard Caborn, di Brussels.
Caborn bertemu Platini untuk membahas laporan permasalahan akibat pendukung Liverpool tanpa tiket di Athena. Platini juga mengungkapkan bahwa ada 25 insiden yang melibatkan Liverpudlian saat pertandingan tandang di Eropa sejak 2003.
Platini pun menerima ide Caborn agar UEFA menyiapkan pilihan lain untuk tempat final di masa datang. “Pertemuan yang sangat berguna dan konstruktif,” kata Caborn kepada BBC.
Sebelum pertemuan, Caborn meminta UEFA untuk berhenti menghujat Liverpudlian. “Platini ingin memastikan bahwa kejadian di Athena tidak terulang. Kami ingin belajar dari masa lalu dan memastikan bisa memiliki stadion yang aman untuk suporter.”
Salah satu pemilik Liverpool, Tom Hick, pun marah pada pernyataan Gillard yang menyudutkan Liverpudlian. “Orang dari UEFA yang berkata demikian tidak tahu apa yang dibicarakannya. UEFA tidak menangani semua dengan benar. Memberi 17.000 tiket kepada kedua tim, padahal paham Liverpool akan didukung oleh 40.000 orang. Ini adalah kasus klasik dari seorang birokrat yang mencoba menghindar dari tekanan terhadap dirinya.”
“Mereka tidak menjalankan prosedur tiket dengan benar. Ada banyak fan yang membayar dengan uang mereka untuk mendapatkan tiket dan pergi ke stadion, tapi ternyata tidak ada tempat lagi di stadion!”
Kapten The Reds, Steven Gerrard, pun menyalahkan UEFA. Ia menyebut teman-teman dan keluarganya yang pergi ke Athena merasakan bahwa penyelenggaraan sangat buruk. Fasilitas hotel untuk klub yang disediakan UEFA pun tidak bagus.
“Konsentrasi saya untuk final adalah stadion yang lebih besar dan organisasi yang lebih baik. Penyelenggaraan tidak bagus. Hotel kami pun jelek,” kata Gerrard.
(Penulis: Yudhi Febiana)