Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Taufik Hidayat Sihir Istora

By Caesar Sardi - Rabu, 11 Maret 2015 | 13:33 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

Partai mana dalam Djarum Indonesia Super Series yang paling menyedot perhatian publik Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (9/5)? Jawabannya tentu duel Taufik Hidayat melawan Chen Jin! Kenapa?

Alasannya Taufik adalah ikon bulutangkis Tanah Air. Dia adalah magnet yang paling menyedot perhatian. Apalagi, ada ambisi yang ia ingin wujudkan: menjadi juara untuk ketujuh kali di turnamen berhadiah total 250 ribu dolar AS itu.

Selebihnya, nama Chen Jin adalah pemain harapan Cina, setelah unggulan pertama, Lin Dan, absen. Dia juga unggulan ketiga. Pertarungan Taufik, yang berpengalaman, melawan Chen Jin, yang bertenaga, tentu jadi daya tarik. Apalagi, pemain Cina itu baru saja menjadi juara di Swiss Super Series.

Duel ini pun menjadi partai paling seru. Wajar penonton pun terfokus ke partai Taufik vs Chen Jin. Apalagi, Taufik mempertontonkan keterampilan yang nyaris sempurna. Itu yang dia tunjukkan pada gim pertama. Meskipun harus berjuang dalam tiga gim, peraih enam gelar Indonesia Terbuka itu benarbenar menyihir penonton.

Aksi-aksinya betul-betul ciamik. Wajar publik pun memberikan apresiasi tinggi terhadap pemain berusia 25 tahun itu. Publik Istora terhibur dengan skill Taufik.

“Terima kasih atas dukungan penonton,” tutur Taufik, seusai pertarungan yang dia menangi dengan 21-18, 15-21, 21-15. “Saya hanya main baik dan ingin menunjukkan segala kemampuan,” tambahnya.

Malah Tertekan

Setelah terjungkal di babak kedua Singapura Super Series oleh Peter Gade (Denmark), pekan lalu, Taufik pun berjanji ingin memberikan hiburan kepada penonton Jakarta. Para badmintonmania tentu ingin menyaksikan aksi Taufik yang sebenarnya.

“Kemarin saya kalah. Tentu banyak yang bilang ‘Kok bisa Taufik kalah?’. Padahal, sekarang ini persaingan sangat ketat,” ujarnya.

Hal itu diakuinya saat melawan Chen Jin. Menang mudah di gim pertama, ternyata di gim berikut malah sebaliknya, jadi tertekan. “Chen Jin sudah bisa menguasai keadaan, sebaliknya saya pun jadi hati-hati dan malah tertekan enggak bisa mengembangkan permainan,” sebutnya.

Ia mengatakan Chen Jin merupakan salah satu pemain terbaik dunia. Dia salah satu calon generasi penerus Lin Dan dan Bao Chunlai. “Dia memiliki kemampuan bagus. Saya senang bisa menang di sini,” kata Taufik.

Sebagai juara bertahan, Taufik pun masih memiliki banyak impian. Dia ingin menjadi juara lagi di depan publik sendiri. Apalagi, ada impian lain yang ia ingin diwujudkan.

“Saya ingin main di Olimpiade Beijing 2008,” tegasnya.

Semoga saja langkah awal Taufik ini terus berlangsung hingga hari Minggu nanti. Tentu, dengan kalungan medali emas tanda sang juara!

(Penulis: Broto Happy W.)