Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Mursyid Effendi: Loyalitas Tak Berbalas

By Caesar Sardi - Senin, 16 Maret 2015 | 18:56 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

Bagi Mursyid Effendi, Persebaya adalah segalanya. Sejak mengawali karier pada 1992, ia tak pernah pindah klub. Di masa sulit ketika tim Bajul Ijo dua kali terdegradasi ke divisi Satu, Mursyid tetap setia. Padahal, pemain lain macam Sugiantoro, Uston Nawawi, dan Anang Ma’ruf pernah pergi dari Persebaya.

Mursyid sebetulnya berniat mengakhiri karier di klub kebanggaannya. Sayang, nasib berkata lain. Ia dicoret pada paruh musim LI 2007. Bagaimana komentar sang loyalis? Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana perasaan sekarang setelah dicoret dari Persebaya?

Tentu sangat sedih. Saya berharap bisa mengakhiri karier di sini. Tapi, semua rencana itu tinggal harapan karena sekarang sudah tak mungkin lagi.

Apakah merasa dikhianati setelah apa yang Anda berikan untuk Persebaya (dua kali juara divisi utama dan dua kali juara divisi satu)?

Saya punya prinsip apa yang sudah saya berikan tak pernah saya hitung lagi. Tapi, saya masih sulit menerima kenyataan karena merasa dicampakkan begitu saja. Saya ingin terus bermain untuk Persebaya semata karena cinta, bukan sekadar uang. Kalau karena uang, buat apa bertahan saat tim dua kali terdegradasi pada 2003 dan 2006? Padahal banyak klub yang menawari saya, juga banyak teman yang pilih hengkang. Tapi saya tetap bertahan.

Alasan apa yang dipakai manajemen untuk memutus kontrak kerja?

Kontribusi minim. Saya heran kenapa mereka meributkan masalah itu. Toh cedera yang saya dapat dari latihan, bukan dari luar lapangan. Manajemen seharusnya juga mempertimbangkan pemain lain yang lama absen akibat cedera.

Saya yakin semua tahu masalah itu. Soal seringnya kebobolan dan kalah, mereka juga seharusnya tak menumpukan kesalahan pada saya sebab saya bermain secara tim, bukan individu.

Banyak pemain muda yang menyayangkan Anda dicoret. Mereka menganggap Anda adalah pemain senior yang bisa merangkul mereka.

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membesarkan hati saya. Mereka tampaknya mengenal saya dengan baik. Saya tak perlu bicara masalah itu, biar orang lain yang menilai.

Setelah ini ada rencana main untuk klub lain?

Belum terpikir. Pastinya saya ingin menenangkan diri dulu. Setelah itu baru berpikir selanjutnya.

Ada kabar akan mengikuti jejak H. Susanto ke Persija? Atau ada tawaran dari klub lain?

Entahlah. Kita lihat saja apa yang terjadi nanti. Sekarang saya hanya ingin meminta hak karena manajemen sudah memutuskan hubungan sepihak.

(Penulis: Fahrizal Arnas)