Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
16, U-19, dan U-21.
Tim U-21 sukses menjadi juara LSI U-21 2014 setelah mengalahkan Sriwijaya FC 4-0. Tim U-16 juga mencuri perhatian saat uji coba melawan timnas U-16 di Stadion Singaperbangsa Karawang. Laga pertama berakhir 4-4 pada Senin (9/3). Selasa (10/3) pagi, Kabau Sirah muda menang 2-1.
Program akademi dijalankan sejak tahun 2012 dengan sistem berjenjang. Pemain di tim U-16 direkrut dari SSB. Pemain yang dinilai bagus dan sudah mencukupi umur bisa naik level ke U-19, lalu U-21. Setelah melewati tim U-21, pemain juga dipromosikan ke tim senior.
“Tahun ini ada beberapa pemain U-21 yang ke tim senior, seperti Hendra Bayaw, Gugum Gumilar, dan Leo Guntara,” kata Manajer Akademi SP, Very Mulyadi.
Di akademi, Weliansyah yang tahun lalu menjadi asisten pelatih tim senior menjadi pelatih kepala yang membawahi tim U-16, U-19, dan U-21. Masing-masing tingkatan usia memiliki asisten pelatih teknik dan fisik. Pelatih kiper tetap dipegang mantan kiper Sriwijaya FC dan Tim PON Sumbar 2004, Afrianto.
Untuk sementara, tim U-19 digabung dengan U-21 karena menyesuaikan turnamen yang digelar PSSI. Tim U-16 diproyeksikan ke Piala Soeratin dan U-19 serta U-21 mengikuti LSI U-21.
Filosofi Zaman Kolonial
Sejak berdiri pada 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij, PT Semen Padang selalu memegang teguh filofosi, “SP sudah membuat sebelum orang lain memikirkannya”.
Hal itu diterapkan dalam melakukan pembinaan sepak bola. Di tim U-16, mereka bekerja layaknya tim nasional, yakni melakukan perekrutan ke seluruh Indonesia. Saat ini ada 26 pemain dengan komposisi 60 persen asal Sumatra Barat, dan 40 persen dari seluruh Indonesia.
“Kami melakukan pencarian bakat ke Papua, Maluku, dan Jawa. Dengan begitu pemain sudah seperti berada di timnas. Untuk level akademi atau tim junior, kami harus satu langkah lebih maju dari klub lain, seperti filosofi PT Semen Padang,” lanjut Very.