Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1 atas Malaysia pada pertandingan simulasi Piala Sudirman di GOR Tumenggung Abdul Jamal, Muka Kuning, Batam, Selasa (15/5) malam. Tetapi, duel meet tersebut justru menyisakan luka buat Luluk Hadiyanto.
Sasaran utama simulasi untuk menciptakan kebersamaan dan kekompakan tim menuju Glasgow, 11-17 Juni, akhirnya yang muncul malah ada friksi. Luluk pun merasa menjadi “terpidana”.
Tampilnya Alven Yulianto bersama Candra Wijaya di partai eksibisi lawan Joko Riyadi/Hendra Aprida Gunawan memang sedikit mengejutkan. Pasalnya, dalam menentukan susunan pemain, pasangan Alven selama ini, Luluk Hadiyanto, mengaku malah tidak diajak bicara.
Pemain asal Solo ini sebenarnya tak masalah kalau dirinya tak dimainkan. Yang penting semua itu dilakukan demi strategi Indonesia memenangkan pertarungan nanti di Glasgow. Namun, akan lebih elegan kalau tim manajer atau pelatih mengajak bicara.
“Saya malah tidak diajak bicara kalau akhirnya Alven main bersama Candra,” ungkap Luluk.
Menurut direktur pelatnas sekaligus pelatih ganda, Christian Hadinata, tampilnya Alven/Candra dimaksudkan agar tim Merah-Putih memiliki ganda alternatif, selain Kido/Hendra dan Luluk/Alven, yang kekuatannya sudah dihafal lawan.
“Dengan begitu, kita punya ganda lain yang tidak kalah kuat. Melihat penampilan pertama Alven/Candra, tentu saya pun puas,” ujarnya.
Bukan Sesungguhnya
Malaysia memang hanya menyertakan kekuatan utama di ganda putra lewat juara All England, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Selebihnya pemain muda yang tidak menunjukkan kekuatan sesungguhnya negeri jiran.
Tak heran, sejak awal pun tuan rumah yakin bisa menekuk tim tamu. Sekitar empat ribu penonton Batam yang haus hiburan akan tontonan bulutangkis bermutu ikut menjadi saksi keberhasilan anak-anak Cipayung.
“Soal hasil memang tidak terlalu penting. Justru di sini kami menginginkan kebersamaan dan kekompakan makin terbina,” kata manajer tim Piala Sudirman, Lutfi Hamid, yang diamini Ketua Pengda PBSI Kepulauan Riau, Cahya.
Hal serupa juga diutarakan oleh ketua panitia simulasi, Antonius. “Setelah Malaysia tidak mengirim tim terbaiknya, saya berharap tim Indonesia makin kompak. Maklum, sejak dari Jakarta hingga kembali mereka selalu bersama,” ujar Ketua Pengcab PBSI Batam ini.
Menurut Rexy Mainaky, pelatih Malaysia, negerinya minta maaf kalau tidak bisa menyertakan kekuatan penuh. “Meskipun begitu, pertandingan simulasi ini tentu ada manfaat yang bisa dipetik,” sebutnya.
Kendati begitu, Ketua Umum PB PBSI, Sutiyoso, menilai penampilan Kido/Hendra tidak maksimal setelah dikalahkan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. “Padahal, mereka nanti sangat kita andalkan di ganda putra. Saya kira peluang kita makin berat nanti,” tegasnya.
Persoalan ini tentu menjadi pekerjaan rumah tambahan bagi tim Piala Sudirman. Bagaimana mau membina kekompakan kalau justru menimbulkan friksi!
(Penulis: Broto Happy W.)