Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inilah Plus-Minus bila Persib Merekrut Apollon (1)

By Wiwig Prayugi - Minggu, 15 Maret 2015 | 14:45 WIB
Apollon Lemondzhava. (Huyogo/Persib.co.id)

Nasib penyerang asal Georgia, Apollon Lemondzhava rencananya akan ditentukan secepatnya. Hari ini, Apollon menjalani penilaian saat Persib melakukan pertandingan internal di Lapangan Pusdikpom, Cimahi.

Sejauh ini, Apollon mendapat tanggapan positif dari pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman. Ada beberapa hal positif bila Maung Bandung resmi mengikat Apollon. Pertama, usia Apollon masih 24 tahun dan menjadi striker muda yang dinilai paling baik dari beberapa pemain yang diseleksi Persib sebelumnya. 

“Pemain muda lebih meyakinkan daripada striker yang sudah berumur. Intinya, Persib butuh penyerang yang mau bekerja lebih keras dan memiliki visi bermain yang bagus serta naluri mencetak gol ,” kata Djadjang. 
Standar untuk striker Persib cukup tinggi. Musim lalu, Persib mengandalkan Ferdinand Sinaga dan Djibril Coulibaly. Awalnya, Djibril diandalkan sebagai bomber. Sayang, ia mengalami cedera di awal musim. Persib tak mau hal itu terulang pada Apollon
“Kondisi fisik itu penting dan menjadi penilaian buat pemain baru,” lanjutnya.
Selain masih muda, Apollon tak hanya berposisi sebagai striker. Bila menjalankan peran sebagai striker, Apollon berada di tengah atau bisa diplot menjadi striker tunggal. Posisi inilah yang sudah dimatangkan sejak ia bergabung dengan Spartac Moscow U-19. 
Selain striker, Apollon juga bisa menempati posisi sayap kiri dan kanan. Hal itu dinilai menguntungkan Persib yang akan menjalani banyak laga baik di LSI, Piala Indonesia, maupun Piala AFC. 
“Memiliki pemian yang multiposisi adalah keuntungan buat klub. Dengan banyak agenda yang dijalani Persib, tentu pelatih membutuhkan banyak variasi serangan,” tambah pelatih Persib di Piala AFC, Emral Abus.

“Pemain muda lebih meyakinkan daripada striker yang sudah berumur 35 tahun ke atas. Intinya, Persib butuh penyerang yang mau bekerja lebih keras dan memiliki visi bermain yang bagus serta naluri mencetak gol ,” kata Djadjang. 

Standar untuk striker Persib cukup tinggi. Musim lalu, Persib mengandalkan Ferdinand Sinaga dan Djibril Coulibaly. Awalnya, Djibril diandalkan sebagai bomber. Sayang, ia mengalami cedera di awal musim. Persib tak mau hal itu terulang pada Apollon

“Kondisi fisik itu penting dan menjadi penilaian buat pemain baru,” lanjutnya.

Selain masih muda, Apollon tak hanya berposisi sebagai striker. Bila menjalankan peran sebagai striker, Apollon berada di tengah atau bisa diplot menjadi striker tunggal. Posisi inilah yang sudah dimatangkan sejak ia bergabung dengan Spartac Moscow U-19. 

Selain striker, Apollon juga bisa menempati posisi sayap kiri dan kanan. Hal itu dinilai menguntungkan Persib yang akan menjalani banyak laga baik di LSI, Piala Indonesia, maupun Piala AFC. 

“Memiliki pemian yang multiposisi adalah keuntungan buat klub. Dengan banyak agenda yang dijalani Persib, tentu pelatih membutuhkan banyak variasi serangan,” tambah pelatih Persib di Piala AFC, Emral Abus.