Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
16, U-19, dan U-21.
“Jumlah pemain yang kami tampung ada 26 orang di U-16 dan 27 di U-19 dan U-21,” kata Manajer Akademi SP, Very Muyadi.
Satu pemain menghabiskan biaya kurang lebih Rp200 juta setiap tahun. Jumlah itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, asrama, transportasi, uang saku, sekolah, dan peralatan latihan. Pemain bersekolah di kompleks perusahaan. Ada TK sampai SMA milik Semen Padang. Pemain U-21 juga dibebaskan bila ingin melanjutkan kuliah. Bila dikalkulasi, satu tahun kebutuhan untuk akademi mencapai Rp10 miliar lebih.
Soal fasilitas, Semen Padang adalah satu-satunya klub Indonesia yang memiliki training ground atau tempat latihan sendiri. Ada tiga lapangan dan satu gedung olah raga yang dipakai untuk bola voli, bulu tangkis, dan futsal. Mes pemain juga berada di dalam kompleks SP yang terletak di Indarung, Lubuk Kilangan. Wilayah itu berjarak sekitar 40 km dari bandara Internasional Minangkabau, Padang.
Sejak tim senior berdiri pada 1980, sampai hari ini semua pemain dan pelatih bermukim di kompleks PT Semen Padang. Tak ada pemain yang tinggal di rumah meski punya tempat tinggal di Padang. Hal yang sama juga berlaku buat tim junior.
Mes yang terletak di sebelah barat pabrik semen tertua di Indonesia itu dilengkapi area joging. Lapangan utama latihan ada di samping kiri mes.
Lapangan lain terletak di samping kanan gerbang masuk pabrik, yang juga sudah ada sebelum tim senior SP lahir. Namanya lapangan Cubadak, sesuai dengan nama daerah di sekitar jalan raya Padang-Solok.
Kabau Sirah juga punya lapangan standar lainnya, masih di kawasan Indarung, yakni lapangan Perumnas, 500 meter dari kompleks mes. Sayangnya, beberapa tahun terakhir lapangan itu digunakan untuk penyimpanan batu bara milik pabrik.
“Fasilitas yang terpusat membuat kegiatan pemain baik tim senior maupun junior mudah. Tak perlu mengeluarkan biaya transportasi kecuali untuk turnamen dan kompetisi,” jelas Direktur Teknik PT Kabau Sirah Semen Padang, Daconi.