Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Aman mengatakan bahwa tahun ini adalah annus horribillis, tahun yang buruk, bagi salah satu simbol kegigihan Manchester City, Vincent Kompany (28). Kabar bertengkarnya sang kapten dengan rekan setim, Fernandinho, tengah ramai.
Berita meruak bahwa absensi sang kapten dari laga kandang terakhir di Premier League, kemenangan 2-0 kontra Leicester, bukan hanya terbatas pada kendurnya performa bek asal Belgia itu.
Berbagai media Inggris membeberkan bahwa pelatih Manuel Pellegrini tak memilih Kompany setelah sang bek murka kepada Fernandinho depan rekan-rekannya pada tengah babak di Anfield.
Kompany dikabarkan marah setelah Fernandinho mempertanyakan kesalahannya yang berujung ke gol pembuka laga oleh Jordan Henderson.
Mirror Sport mengatakan bahwa Kompany berdalih. Ia mengklaim operan ke arahnya terlalu pelan sehingga diserobot lawan.
Tapi, Fernandinho membalikkan bahwa Kompany kurang sigap membaca permainan.
Gelandang asal Brasil itu ada benarnya, ESPN FC menggambarkan penampilan Kompany sejak pergantian tahun telah mencapai “poin krisis.”
Ingat, pemain bernama lengkap Vincent Jean Mpoy Kompany ini juga punya andil pada kedua gol Barcelona yang dicetak Luis Suarez di Babak 16 Besar Liga Champion.
Absensi kedua pemain pada laga kontra Leicester menyiratkan kepada publik isi kepala pelatih Pellegrini.
Fakta bahwa Kompany berada di bangku cadangan sementara Fernandinho tak masuk skuat mungkin menunjukkan makna mendalam.
Banyak pengamat ketika itu mempertanyakan kenapa Kompany tidak sekalian ditinggalkan seperti Fernandinho dan Samir Nasri. Kini, jawaban pertanyaan itu meruak.
Seperti guru menghukum murid nan bandel, sang pelatih bisa jadi mengganjar si kapten dengan menyuruhnya menonton, dari bangku cadangan, para pemain yang biasa ia pimpin.
Titik Balik Kapten?
Kasus ini bisa jadi titik balik sang kapten di Etihad. Ia sejatinya merupakan pemain terbaik City baik di dalam maupun luar lapangan. Selama dua musim terakhir ia menjadi perwujudan pilar-pilar terbaik klub.
Komitmennya ke setiap tekel tanpa banding. Kompany mempunyai mental pemenang yang terpancar dari setiap kali sang pemain berbicara kepada media.
Tak mengherankan apabila pria kelahiran Brussels, Belgia, ini merupakan salah satu dari lima pemain inti yang mendapat kontrak jangka panjang fantastis pada Agustus silam.
Ikatan kerja anyar sang kapten senilai 130 ribu pound per pekan untuk lima tahun ke depan.
Joe Hart telah mendukung kaptennya untuk kembali ke permainan terbaik. Tapi, indikasi ke arah situ menjadi kabur karena ini adalah ujian terberat pertama sang kapten setelah ia bergabung bersama kubu Etihad pada Agustus 2008 silam.
Analisis statistik Kompany tahun ini juga memberi sorotan terhadap perannya di lini belakang. Ia kalah dalam lebih banyak tekel musim ini (1,84 per laga) ketimbang musim lalu (1,64).
Persentase memenangi duelnya juga turun dari 55,26 persen musim lalu menjadi 44,59 persen sekarang. Secara menarik, ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa ia memegang tanggung jawab bertahan lebih besar.
Kompany menjadi jauh lebih sering mengoper bola pada 2014/15 (54,26) berbanding tahun lalu (40,25%). Seperti yang terlihat dalam beberapa laga di mana ia melakukan kesalahan, sang pemain juga kerap maju dari lini belakang demi memotong bola.
Mungkin, ia meledak ke Fernandinho karena menilai bahwa sang pemain tengah tak menjalankan perannya melapisi pertahanan dengan baik sehingga harus sering keluar?
Ingat, Kompany tahu cara menjadi tameng di lapangan tengah karena ia merupakan gelandang bertahan tangguh kala bermain di Hamburg dan Anderlecht sebelum ini.