Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keuntungan berlipat membuat Indonesia berpeluang menang cepat melawan Iran pada pertandingan putaran pertama Piala Davis grup II Asia-Oceania, 6-8 Maret di Stadion Tenis Bukit Asam Jakabaring, Palembang. Pertandingan dimulai Jumat (6/3) pagi.
Keuntungan pertama adalah faktor lapangan. Pemilihan lapangan keras plexipave stadion Bukit Asam jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Bola-bola cepat karena efek lapangan keras, membuat para pemain Iran dijamin akan kerepotan.
"Kita mendapatkan keuntungan karena bermain di lapangan keras. Pemain Iran itu terbiasa di lapangan tanah liat. Itu jelas keuntungan kami," kata Christopher Rungkat, tunggal utama Indonesia berperingkat 582 ini.
Christo menghadapi tunggal kedua Iran, Shahin Khaledan di laga pertama. Christo sudah tahu gaya permainan Khaledan sebab mengalahkannya di lapangan tanah liat Teheran pada 2011. Apalagi, peringkat Khaledan hanya 1581. Melihat optimisme Christo, skor 1-0 untuk Indonesia.
Keuntungan kedua adalah faktor cuaca. Cuaca panas di Palembang membuat para pemain Iran harus beradaptasi dengan cepat. Indonesia pun memilih pertandingan pagi hari sampai menjelang siang sebab ingin memaksimalkan ketahanan fisik terhadap panas. Dari sisi cuaca, Indonesia lebih baik dalam adaptasi sebab sudah melakukan adaptasi, 2-0 untuk Indonesia.
Peringkat pemain menggambarkan kualitas dan posisitioning petenis di kompetisi internasional. Indonesia memiliki keuntungan sebab Christo dan David Agung Susanto berperingkat 1000 besar (Christo 582 tunggal, David Agung 899 ganda). Di tim Iran, semua pemain berperingkat di luar 1000 besar baik di tunggal maupun ganda. Dari parameter itu, Indonesia unggul 3-0.
Faktor keempat adalah psikologis. Tim Indonesia di bawah komando kapten tak bermain Roy Therik sudah berlatih di stadion ini sejak pekan ini. Artinya, mereka sudah beradaptasi dengan segala aspek lapangan. Sedangkan, Iran masih belum paham benar lapangan ini. Dari parameter keempat, Indonesia unggul 4-0.
Faktor terakhir adalah Faktor X. Christo mengatakan sekarang tinggal bagaimana pemain memaksimalkan keuntungan tadi di lapangan. "Sekarang tinggal kita saja bagaimana bermain di lapangan," ucap Christo, Kamis (5/3).
Hasil Iran vs Indonesia pada Piala Davis 2011
Kapten tim Iran, Saeid Ahmadvand, menyadari posisinya underdog. ""Saya meminta pemain rileks saja. Saya meminta mereka menikmati pertandingan," ucap Saeid. Rileks dan main lepas memang akan merepotkan Indonesia. Dari parameter ini, peluang Indonesia maupun Iran sama kuat, 0,5-0,5.
Dari kelima parameter, Indonesia unggul 4,5 - 0,5. Jika dikonversi ke angka, Indonesia akan menang 3-0 atau setidaknya 3-1.
Peluang Menang Cepat
Kapten tak bermain, Roy Therik, menghitung Indonesia bisa menang cepat. Untuk dua partai tunggal hari ini, Indonesia memainkan Christo menghadapi Shahin Khaledan. Pada tunggal kedua, Sunu Wahyu Trijati dijadwalkan hadapi tunggal utama Anoosha Shangholi.
"Jika Christo menang, beban Sunu lebih ringan. Bisa jadi Sunu membalas kekalahan dari Shangholi 2011 lalu," kata Roy. Skor bisa 2-0 atau 1-1.
Di partai ganda, Sabtu (7/3), Indonesia menurunkan ganda terkuat Christo/David Agung. Christo berperingkat ganda 497 sementara David Agung 899. Ganda Iran, Amirvala Madanchi (1475) dan Shangholi (1799) di atas kertas bisa dijinakkan. Christo/David bisa menutup kemenangan 3-0 Indonesia.
Jika Sunu kalah, kemenangan ganda membuat Indonesia unggul 2-1. Christo akan menjadi pengunci kemenangan Indonesia 3-1, Minggu (8/3) nanti. "Saya optimistis bisa menang," ucap Christo.
Hal senada diungkapkan Roy. ”Kalau perhitungan tidak meleset, mestinya kita bisa memastikan kemenangan di partai ketiga atau keempat,” kata Roy.
Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) menargetkan Indonesia bisa lolos ke babak final Piala Davis II Zona Asia Oceania 2015. “Kami sangat yakin petenis-petenis putra terbaik Indonesia mampu mewujudkan target itu,” tutur Ketua Umum PP Pelti, Wibowo Suseno Wirjawan.
Ayo Indonesia, kamu bisa!
Jadwal Jumat, 6 Maret
Bagan Pertandingan Grup II Asia-Oceania
Head to Head