Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Marseille sudah terlalu lama berpuasa gelar. Coupe de France, yang berpuncak di Stade de France pada Sabtu (12/5) adalah peluang terbesar bagi OM untuk melepas rasa lapar. Namun, Sochaux bukan lawan ringan. Ligue 1 menjadi patokan sekaligus ganjalan.
Marseille memang lama mendambakan titel setelah terakhir mengangkat trofi Eropa pada 1993. Kesempatan terbuka kali ini. Namun, Sochaux bukan tim lemah. Pada klasemen Ligue 1, pasukan Alain Perrin hanya terpaut empat poin dari OM.
Kemenangan 4-2 di Velodrome akhir April lalu tidak bisa menjadi jaminan bagi OM. Sochaux menekuk mereka 1-0 pada laga pertama. Apalagi, Les Lionceaux belum lama merasakan pengalaman meraih trofi, yaitu Piala Liga 2004.
Meski hasil liga menjanjikan partai ketat, sayangnya liga terlalu merepotkan kedua tim. Partai puncak Piala Prancis ini terganggu jadwal Ligue 1. Kedua tim harus melakoni partai tengah pekan hingga cuma menyisakan dua hari persiapan plus istirahat sebelum final.
Alhasil, kedua klub mesti bersiasat untuk bisa bugar pada Sabtu. Perrin sudah mengisyaratkan akan mengorbankan laga midweek kontra Monaco agar tampil penuh di final.
Ujian yang relatif lebih berat dirasakan OM. Tim kota pelabuhan ini sedang mencari jatah Liga Champion via liga. Semua partai, termasuk di liga, jadi bagaikan final. Pecahnya konsentrasi berpotensi menjegal skuad Albert Emon ini.
Namun, melepas puasa titel menjadi motivasi utama OM kali ini. “Partai ini bisa jadi merupakan yang paling penting musim ini,” ucap playmaker Samir Nasri pada Reuters, berharap dongkrakan energi karena semangat besar bisa membantu OM.
(Penulis: Christian Gunawan)