Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
3 dari Crystal Palace, Minggu (23/11) malam WIB, manajer Liverpool, Brendan Rodgers sadar masa depannya tak aman di Anfield Stadium. Sebab, ini merupakan awal musim yang buruk dalam 22 musim terakhir di Premier League.
Berstatus sebagai runner-up Premier League musim lalu, rupanya tak menjamin performa Liverpool akan moncer musim ini. Klub asal Merseyside itu malah mengalami keterpurukan usai ditinggal Luis Suarez yang hijrah ke Barcelona.
Kekalahan demi kekalahan pun membuat The Reds kini terpuruk. Saat ini mereka tertahan di urutan ke-12 klasemen sementara Premier League dengan torahn 14 poin.
Padahal, awal musim lalu klub yang memiliki sejarah panjang di Inggris itu giat melakukan perbelanjaan pemain hingga menghabiskan 100 juta pound (1,8 triliun rupiah). Sayang, seiring terpuruknya Liverpool kini jabatan manajer Brendan Rodgers pun menjadi taruhannya.
"Saya tak cukup sombong untuk mengatakan bahwa saya telah melakukan pekerjaan saya. Karena setiap manajer akan memberitahu Anda bahwa Anda harus memenangkan pertandingan dan mendapatkan hasil," kata Rodgers.
"Saya memiliki komunikasi yang bagus dengan pemilik klub. Kami cukup terbuka satu sama lain, tetapi pada akhirnya Anda tetap harus mendapatkan hasil," jelas Rodgers.
"Sekarang, saya harus berjuang lebih keras dan mengambil tanggung jawab. Karena, sebagai manajer tanggung jawab penuh datang kepada saya. Banyak tekanan pun menghampiri saya." ungkap pria Irlandia Utara itu.