Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Copa Indonesia Bikin Penasaran

By Caesar Sardi - Senin, 9 Maret 2015 | 12:41 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

Meski baru digelar dua tahun belakangan, gelar di ajang Copa Indonesia dinilai tak kalah bergengsi dibanding LI. Juara bertahan LI, Persik, mengaku penasaran karena belum pernah mencicipi gelar Copa.

Harianto cs. penasaran karena langkah mereka selalu terhenti di babak 8 besar oleh PSMS. Musim ini Persik belanja pemain berkualitas untuk bisa bicara di Liga Champion Asia, LI, dan Copa.

Copa, yang dimulai Mei hingga November, bagi manajer Persik, Iwan Budianto, dinilai menguntungkan. Pasalnya pada masa itu Persik telah menuntaskan satu tugas internasional di pentas LCA.

“Peluang kami lolos LCA masih ada, tapi cukup tipis karena lawan yang kami hadapi tangguh. Jika tak lolos LCA, kami bisa bagi konsentrasi di Copa. Ini ajang yang belum pernah kami juarai,” tutur Iwan.

Lain Persik, lain pula Persela. Tim yang dinakhodai M. Basri ini juga penasaran. Tapi, kadar ambisi mereka berbeda. Jika musim lalu bisa menembus 16 besar, kali ini Laskar Jaka Tingkir bertekad ingin memperbaiki prestasi sembari melihat peluang.

“Kami masih berbenah untuk putaran kedua LI. Target utama manajemen bisa masuk Super Liga dulu, tapi bukan berarti kami mengabaikan Copa. Gelar juara jadi tiket kami ke ajang internasional,” kata Fadeli Hasan, asisten manajer Persela.

Konsekuensi

Pelatnas timnas Piala Asia, yang dimulai berbarengan dengan libur kompetisi dan dimulainya Copa, membawa konsekuensi. Klub yang bermain di babak awal Copa dipastikan tak bisa memakai pemain yang terpanggil pelatnas.

Pemain baru bisa turun di Copa pada medio Agustus, saat sudah memasuki babak 16 besar. Bisa dibilang hal ini membuat kekuatan seluruh tim menjadi seimbang.

“Klub yang ambisius di Copa belum bisa memakai pemain timnas di babak 16 besar. Pertandingan akan relatif seimbang jika mereka bertemu dengan lawan dari divisi satu yang materi pemainnya tentu di bawah divisi utama,” ujar Joko Driyono, Manajer Kompetisi BLI.

Hal ini mungkin tak terlalu mengganggu buat tim yang memiliki pemain dengan kualitas seimbang macam Persik. Pelatih Persik, Daniel Roekito, bisa mencoba pemain yang selama ini duduk di bangku cadangan atau belum pernah masuk starter untuk berlaga.

“Itu tergantung lawan yang kita akan hadapi sehingga pemain inti bisa istirahat dan fokus di LI,” ucap Iwan.

(Penulis: Erwin Fitriansyah/Gatot Susetyo)