Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pahit Manis Karier Sergio Ramos di 2014 (2)

By Indra Citra Sena - Jumat, 6 Maret 2015 | 00:25 WIB
Sergio Ramos, menyebut 2014 sebagai tahun paling berkesan. (Alexander Hassenstein/FIFA)

Periode 2014 terasa pahit dan manis bagi Sergio Ramos. Bek Real Madrid itu termasuk dalam skuat tim nasional Spanyol yang mengalami keterpurukan di pergelaran Piala Dunia Brasil 2014. Berikut adalah lanjutan dari petikan wawancara Ramos seperti dikutip dari situs resmi FIFA.

Madrid merengkuh la decima alias gelar Liga Champion ke-10 di 2014. Seberapa besar tekanan yang Anda rasakan untuk dapat mengulangi pencapaian tersebut pada musim ini?

Sebelum 2014, saya belum pernah merasakan sensasi mengangkat trofi Liga Champion. Karena itu, saya benar-benar termotivasi ketika kami sanggup menembus partai puncak di musim lalu.

Terlebih, Madrid sudah tak pernah lagi memenangi Liga Champion sejak 2002 sehingga saya dan rekan-rekan begitu ingin mengakhiri puasa gelar klub. Harapan kami lantas menjadi kenyataan setelah berhasil menundukkan Atletico Madrid 4-1 di final.

Secara pribadi, saya sangat bangga karena turut menyumbangkan gol penyeimbang kedudukan di injury time. Di semifinal, saya juga mencetak dua gol ke gawang Bayern Muenchen.

Anda boleh berbangga dengan prestasi di level klub. Tapi, Anda gagal total di timnas Spanyol pada Piala Dunia 2014. Mengapa bisa begitu?

Saya harus memisahkan pencapaian di klub dengan timnas. Di Brasil, timnas Spanyol tidak sedang berada dalam bentuk permainan terbaik. Kami memang mendominasi turnamen internasional selama periode 2008-2012.

Namun, kami jelas tak bisa terus menang dan meraih trofi selamanya. Saya sudah menikmati masa-masa unik dan luar biasa bareng generasi emas Spanyol lain. Kami memenangi satu Piala Dunia dan dua Piala Eropa. Saya kira catatan ini akan sulit disamai oleh tim manapun.

Dalam sepak bola, setiap tim pasti kalah, entah itu cepat atau lambat. Kami mengalaminya di Brasil, tersingkir di fase grup meski menyandang status juara bertahan.

Sekarang, kami harus kembali fokus kepada masa depan. Satu per satu personel timnas Spanyol kini mulai berganti. Pemain muda memiliki ambisi besar dan kami para senior wajib membimbing mereka agar dapat meraih sukses di kemudian hari.