Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
tubi di dunia maya membuat manajemen Arema Cronus bertindak. Minggu (22/2) para petinggi Singo Edan menggelar pertemuan dengan perwakilan Aremania di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Sebab, di jejaring sosial banyak akun yang mengatasnamakan Aremania melakukan masih melakukan protes keras terhadap jersey baru dan modifikasi logo yang dilakukan manajemen Arema.
"Kami kumpulkan Aremania untuk memberikan jawaban atas pertanyaan soal jersey dan logo," kata Iwan Budianto CEO Arema ditemani Abdul Haris (ketua panpel), Sudarmaji (Media Officer ), dan Eko Prasetyo (Legal Arema).
Sudah bisa ditebak, pertanyaan jersey kandang Arema yang dihiasi warna kuning dan dihilangkannya tanggal lahir klub di logo jadi pertanyaan utama. "Untuk warna kuning itu bukan politisasi. Tapi, murni bisnis. Sebenarnya, musim ini justru warna kuning berkurang karena dua musim lalu kami punya jersey kunimg polos. Namun, suporter tidak melakukan protes keras," lanjut Iwan.
Untuk logo, "Salam Satu Jiwa" dimasukkan karena alasan tersendiri. "Kalau itu tujuannya untuk menduniakan salam sekaligus mematenkannya. Kami tidak mungkin menghilangkan tanggal lahir klub karena semua sudah tahu perayaan ulang tahun klub tanggal 11 Agustus," imbuhnya.
Penjelasan panjang lebar tersebut membuat Aremania bisa bersatu. Bahkan mereka siap melawan akun Twitter yang masih mengecam manajemen. "Yang hanya berkoar di dunia maya tidak ada suaranya sekarang," kata Zaenudin Yusrin salah satu pentolan Aremania.
Setelah peluncuran tim Arema pada Minggu (15/2), memang banyak muncul akun Twitter Aremania tidak jelas yang mengecam manajemen Arema. "Aremania riil itu yang datang langsung ke stadion dan muncul saat ada pertemuan. Bukan di dunia maya," ucap Zaenudin.