Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an, Thio Him Tjiang, tutup usia.
Him Tjiang meninggal dunia pada Sabtu (14/2). Ia wafat di usia 85 tahun. Saat ini jenazah disemayamkan di Rumah Duka Abadi Daan Mogot Jakarta Barat.
Him Tjiang lahir di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 1929. Seperti halnya pemain keturunan Tionghoa lain, Him Tjiang mengawali karier di klub Union Makes Strength (UMS) di bawah asuhan pelatih Endang Witarsa (Liem Soen Joe).
UMS sendiri adalah klub anggota kompetisi internal Persija. Ia satu angkatan dengan pemain nasional legendaris Djamiaat Dhalhar dan Kwee Kiat Sek.
Di awal kariernya Him Tjiang adalah pemain depan (kiri dalam) namun di bawah asuhan pelatih timnas Indonesia (1954-1964) Tony Pogacnik posisi Him Tjiang dirubah menjadi bek kiri. Ia dikenang publik sebagai bek kiri yang tangguh dalam menghalau lawan.
Namanya turut melambung setelah membantu Indonesia menahan imbang Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu tim Soviet diperkuat kiper legendaris Lev Yashin.
Selama memperkuat timnas, Him Tjiang tampil di sejumlah ajang besar yang diikuti Indonesia. Di antaranya Olimpiade Melbourne (1956), Pra-Piala Dunia di Cina (1957), Merdeka Games di Kuala Lumpur (1957 dan 1958), Asian Games Tokyo (1958), dan Pra-Olimpiade Roma (1960). Ia juga ikut ketika timnas melakoni tur ke Uni Soviet dan Eropa pada 1956
Di pentas kompetisi sepak bola Indonesia, Him Tjiang lekat dengan dua klub yakni Persija dan Persib Bandung. Selama delapan tahun, ia memperkuat Persija (1953-1961). Bersama rekan seangkatannya seperti Wim Pie, Hasan, Giok Po, Tan Liong Houw, Persija yang didominasi pemain UMS sukses mempersembahkan gelar juara di tahun 1954. Pada laga penentuan di Stadion Ikada, Persija sukses mengalahkan PSMS Medan dengan skor 2-1.
Pada tahun 1961, Him Tjiang memutuskan untuk hijrah ke Persib Bandung. Ia hanya bermain selama satu musim di sana. Kendati hanya satu tahun saja, Him Tjiang sukses memberi gelar juara bagi Persib di tahun 1961 tersebut. Dengan skor 3-1 Persib mengalahkan Persija, eks klubnya yang menjadi lawan di final.
Him Tjiang lahir dari keluarga pesepak bola. Ayahnya, Thio Kioe Sen, merupakan eks kiper UMS di tahun 1920-1936. Lima dari enam adiknya juga bermain sepak bola dan berkarir di UMS.
Semasa kariernya, teman-teman seprofesinya menjuluki dirinya "Si Kaki Lady." Julukan tersebut muncul karena ia termasuk pemain yang jarang didera cedera hingga memiliki kaki yang hampir mulus seperti seorang wanita.
Ironisnya, Him Tjiang menghabiskan sisa hidup dengan sebatang kara. Keenam adiknya sudah meninggal dunia.