Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Joglosemar, Ujian Terberat Seri Maraton IndiHome

By Aning Jati - Jumat, 27 Februari 2015 | 13:46 WIB
Ilustrasi NBL Seri VI Solo. (Gonang Susatyo/Bolanews)

IndiHome NBL Indonesia memasuki fase penting. Di paruh musim kompetisi, tim yang bertarung di NBL harus menghadapi rangkaian seri yang padat. Seri Joglosemar alias Jogjakarta (Yogyakarta), Solo, dan Semarang akan jadi ujian berat bagi para pebasket di kompetisi bergengsi tersebut.

Hanya istilah "Joglosemar" memang kurang pas karena rangkaian serinya tidak diawali di Yogyakarta melainkan di Solo. Di Sritex Arena, Solo menjadi tuan rumah Seri VI yang digelar sejak Rabu (25/2) sampai Minggu (1/3).

Hanya berselang dua hari, kontestan NBL melanjutkan pertarungan di Seri VII di Semarang, Rabu (4/3) sampai Minggu (8/3). Seri maraton itu akan berakhir di Yogyakarta pada Rabu (11/3) sampai Minggu (15/3).

Bertarung di tiga seri dengan jarak berdekatan memberi pengalaman baru bagi pelatih dan pemain. Tim memang pernah melakoni dua seri yang berdekatan saat di Jakarta dan Bandung (pertama dan kedua). Begitu pula di Malang dan Surabaya.

"Tetapi, kali ini untuk pertama kalinya ada tiga seri berturut-turut dengan jeda waktu yang berdekatan. Hal ini tidak terlepas dari persiapan timnas basket yang akan berlaga di SEA Games 2015 sehingga kompetisi akan berakhir sebelum SEA Games,” kata Tjetjep Firmansyah, pelatih Garuda Kukar Bandung.

Menurut Tjetep timnya sampai perlu melakukan persiapan khusus menghadapi seri maraton ini. Terutama pada fisik dan mental pemain agar tidak mengalami penurunan. Apalagi Garuda Kukar masih berada di papan tengah klasemen sementara. Posisi mereka belum aman untuk masuk zona Championship Series.

"Sebagai profesional, pemain sudah tentu harus siap menghadapi seri mana pun. Tapi, kami tetap harus melakukan persiapan khusus karena tiga seri ini memang krusial, mulai fisik dan mental. Terutama pada mental, bagaimana mereka tidak mengalami kejenuhan karena dihadapkan jadwal pertandingan yang padat dan ketat," jelasnya.

Rasa jenuh memang bisa merusak konsentrasi pemain. "Kami menghindari kejenuhan dengan pergi bersama, apakah itu menonton atau jalan-jalan secara bersama-sama. Di saat-saat seperti itu, kami tak pernah membicarakan basket," ucap Tjetjep yang juga pernah mengarsiteki timnas basket itu.

Sisi nonteknis memang menjadi perhatian saat pemain menghadapi rangkaian pertandingan yang padat dan berada dalam tekanan. Namun, kondisi fisik pemain juga tak bisa diabaikan.

"Asupan gizi untuk menghadapi jadwal yang padat memang berbeda. Harus lebih banyak protein untuk asupannya. Segi kesehatan harus diperhatikan dengan adanya perubahan cuaca di musim hujan. Ancamannya, pemain bisa terserang flu," ungkap pelatih Satria Muda Britama Jakarta, Cokorda Raka Satrya Wibawa.