Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Duel Leverkusen melawan Atletico menjadi pertemuan dua tim dengan karakter mirip. Leverkusen dan Atleti merupakan tipikal tim pekerja keras, bermodal pertahanan tangguh, tidak gemar menguasai bola, dan barangkali yang paling vital: Jago memanfaatkan situasi bola mati.
Leverkusen punya spirit petarung khas tim asal Jerman. Atleti seperti menulari jiwa pejuang dari sang pelatih asal Argentina, Diego Simeone. Kedua tim juga mempunyai pertahanan tangguh baik itu di liga domestik maupun di Liga Champion.
Soal penguasaan bola, dua tim ini tidak melebihi rataan 50 persen di setiap pertandingan sehingga tendensi gaya main kerap ke serangan balik. Faktor terakhir soal peman-faatan situasi bola mati. Atleti jelas lebih unggul. Di La Liga saja mereka membuat 26 gol dari bola mati alias 52% total gol Atleti (50 gol)!
Polanya biasanya dari sepak pojok atau tendangan bebas. Dengan cara seperti ini pula Leverkusen juga mengemas 6 gol di Bundesliga. Separuh gol itu dibuat oleh gelandang serang Turki, Hakan Calhanoglu, via sepakan bebas langsung.
“Kalau ada peluang melepas tembakan bebas langsung, saya tak memberi ampun. Saya yakin bisa mencetak gol. Mental saya siap untuk melakukan itu,” kata Calhanoglu di As.
Para pemain Atletico sudah menyadari potensi bahaya dari bola mati yang disiapkan oleh Leverkusen dan Calhanoglu saat kedua tim berjumpa di leg I 16 besar LC pada Rabu (25/2).
“Leverkusen benar-benar mirip Atletico, tim yang bagus sebagai sebuah unit. Mereka juga punya penyerang oke dan sosok Calhanoglu, yang punya eksekusi bola mati brilian,” ujar penjaga gawang Atleti, Miguel Angel Moya.