Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub ini Dijual Rp14 Ribu Dua Kali dalam 3 Bulan

By Suryo Wahono - Rabu, 11 Februari 2015 | 22:41 WIB
Parma FC, musim lalu masih masuk 10 besar Serie A. (Ilustrasi)

Klub yang pernah disponsori oleh pabrik cokelat ini tengah dilanda krisis parah. Saking parahnya, kepemilikan klub telah berpindah tangan hanya dengan satu euro (sekitar Rp14.000) untuk kedua kalinya sejak Desember 2014. Parma menghadapi krisis keuangan akut. Setelah mengumumkan bahwa mereka kekurangan dana di situs resminya, klub di Serie A ini resmi menjadi milik Giampietro Manenti, pengusaha asal Italia.

Pemilik sebelumnya adalah konglomerat Rusia keturunan Siprus, yang membeli klub dari pemegang saham terbesar milik Tommaso Ghirardi dua bulan sebelumnya dengan harga yang sama.

Parma mengalami krisis keuangan dan sebagai akibatnya, mereka terpaksa menjual sejumlah pemain di jendela transfer musim dingin termasuk mengakhiri kontrak Antonio Cassano dan Felipe atas permintaan para pemain. Mereka yang tersisa dan staf di Stadion Ennio Tardini, yang belum dibayar gajinya sejak Juli 2014, telah mengeluarkan ultimatum kepada klub untuk membayar gaji selambat-lambatnya tanggal 15 Februari 2015.

Presiden sebelumnya, Ermir Kodra, yang menjadi pemilik hanya selama dua minggu, telah mengundurkan diri dan Manenti mengambil alih kursi kepresidenan klub selama ini kekacauan ini. Dia telah menjanjikan bahwa setelah mengambil alih utang klub, semua akomodasi karyawan klub akan menjadi prioritas utamanya.

"Kami akan membayar semuanya. Ini menjadi momen bergolak bagi para pemain, tapi saya puas dengan hasil pertemuannya [dengan mereka]. Mereka tidak meminta upah, melainkan meminta situasi diselamatkan," jelas sang pemilik baru seperti dikutip ESPN.

"Ini akan menjadi tugas kami untuk menghormati tenggat waktu, baik pajak maupun gaji. Kami akan mencoba mendapatkan perusahaan Italia dan asing lainnya untuk bergabung (sebagai pemilik).

Parma saat ini ada di dasar klasemen Serie A dengan torehan sembilan poin dari 21 pertandingan. Meski musim lalu mereka masih tampak sebagai klub papan atas, finis keenam musim lalu, klub ditolak di ajang Liga Europa karena tunggakan pajak dan melewati batas waktu pembayaran.