Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kinerja Suarez bersama Blaugrana akan selamanya berada di bawah sorotan. Maklum, ia datang ke Camp Nou sebagai pemain termahal ketiga sepanjang sejarah akibat banderol 94 juta euro seperti diklaim media Inggris.
Sempat terlihat kurang bugar dalam laga persahabatan melawan Indonesia U19, mantan penggedor Ajax itu langsung berkontribusi lewat satu assist di laga debutnya kontra Madrid pada akhir Oktober.
Suarez juga tampil luar biasa menghadapi Atletico, baik di leg II perempat final Copa del Rey maupun di ajang La Liga. Saat menghadapi PSG di Liga Champion, Suarez juga berperan besar meloloskan Blaugrana sebagai pemuncak grup lewat masing-masing satu assist dan gol. Total, Suarez sudah mengemas 9 gol.
Padahal, kontribusi Suarez sejatinya tidak terbatas oleh gol. Pergerakannya di lapangan sungguh luar biasa cerdas, belum lagi kerjasama dengan Messi dan Neymar yang sudah seperti telepati. Ia seperti tahu betul ke mana mesti bergerak dan melepas bola untuk bisa dikonversi menjadi gol oleh dua rekannya itu.
Sebenarnya, ada satu kontribusi luar biasa lain yang sudah dipersembahkan Suarez. Dalam buku berjudul Pep Guardiola: Another Way of Winning, Guillem Balague menulis betapa di musim terakhirnya Pep merasa berdosa karena menggeser Messi ke posisi false nine dan menjadikan bintang Argentina itu sebagai pusat permainan serta taktik tim.
Keputusan ini memang meledakkan ketajaman El Messiah. Tapi, sang pemain sekaligus menjadi ‘monster’ bagi Barca karena klub begitu tergantung pada gol-golnya. Adalah karakter Suarez sebagai bomber tengah murni yang kemudian membuat Enrique berani mengembalikan Messi sebagai penyerang sayap kanan.
Ket.: Artikel lengkapnya dapat dibaca di Mingguan BOLA 2.603 edisi 26 Februari-4 Maret 2015.