Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Donetsk, Jamu Muenchen 1.000 KM dari Medan Perang

By Aning Jati - Selasa, 17 Februari 2015 | 14:37 WIB
Donbass Arena pernah digunakan untuk menggelar Piala Eropa 2012, kini jadi tempat pengungsian. (wikipedia)

Pemberontakan yang dilancarkan separatis pro Rusia membuat kota Donetsk bak medan perang. Kontestan Liga Champion 2014/15, Shakhtar Donetsk, dipastikan tak bisa menjamu Bayern Muenchen di stadion kebanggaan mereka, Donbass Arena.

Seperti dikutip dari AFP, stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu kini digunakan sebagai lokasi untuk membagikan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi perang.

Sebagai gantinya, Donetsk memainkan laga kandang kompetisi domestik di Bannikov Arena, di Kiev, yang hanya berkapasitas 17 ribu penonton. Untuk menjamu Muenchen, Donetsk mengungsi lebih jauh lagi, sekitar 1.000 kilometer dari Donetsk, tepatnya di kota Lviv, yang berbatasan dengan Polandia.

"Musim yang tak mudah buat kami karena kami merasa bermain sebagai tim tamu di setiap laga yang kami mainkan," kata Dario Srna, skipper Donetsk.

Pemain asal Krosia itu mengakui kangen dengan dukungan langsung suporter mereka.

"Tetapi, kami berjanji akan memberikan kegembiraan buat mereka, kepada yang mencintai Shakhtar, dalam masa sulit seperti sekarang," janji Srna.

"Saya percaya suatu hari ini kami akan kembali ke Donbass Arena. Kami semua memimpinkan saat itu," ucapnya.

Di sisi lain, fan Donetsk berdoa semoga tim kesayangan bisa mengalahkan Die Roten. "Mereka satu-satunya pelipur lara buat kami di sini, di kota pertempuran Donetsk," tutur Pavel, pelajar berusia 21 tahun di AFP.

"Saya tahu akan sulit menghadapi Muenchen, tetapi kami semua berharap hasil yang baik. Kami sangat mencintai Shakhtar dan mendoakan mereka sukses," imbuhnya.

Shakhtar Donetsk merupakan salah satu klub tersukses di Eropa Timur. Mereka memegang lima kali juara Ukraina Premier League secara beruntun dan sejauh ini berada di peringkat runner-up klasemen, terpaut lima poin dari pemimpin klasemen, Dynamo Kiev.