Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Baja Lini Depan Bantu Inkonsistensi Lini Belakang

By Firzie A. Idris - Jumat, 20 Februari 2015 | 15:33 WIB
Wilfried Bony, gahar membantu merebut bola kembali. (Christopher Lee/Getty Images)

gol mereka, Bony dan Yaya akan memberi baja ke tengah lapangan, suatu sektor di mana City terlihat kelimpungan pada laga-laga di mana mereka kalah musim ini.


Kerja keras Bony dalam membantu lapangan tengah merebut si kulit bundar masih lebih baik ketimbang Stevan Jovetic, penyerang yang kerap diplot pelatih Manuel Pellegrini membantu lini tengah. 
Kendati statistik tekel (Bony 5 dan Jovetic 7) dan merebut bola (32 dan 34) mereka mirip, Bony jauh lebih banyak menyapu bola (32) ketimbang Jovetic (3) dan memenangi lebih banyak duel udara (51) ketimbang penyerang asal Montenegro itu (7).
Peran bertahan ini penting mengingat performa defensif City sejauh ini buruk. Citizens kebobolan lebih banyak gol (25) ketimbang tim tetangga mereka, Manchester United (24). yang pertahanannya mendapat banyak kritik.
Sudah delapan pertandingan berlalu tanpa sang juara bertahan bisa menjaga keperawanan gawang.
Fernando dan Fernandinho tak bisa menyediakan tameng depan pertahanan selayaknya Nemanja Matic di Chelsea sementara Vincent Kompany, Eliaquim Mangala, serta Martin Demichelis goyah di barisan belakang.
Walau Pellegrini kerap merotasi lini belakangnya, Gael Clichy (19 laga), Martin Demichelis (18), Pablo Zabaleta (18), dan Vincent Kompany (17) adalah empat dari lima pemain yang mencatatkan jumlah start liga terbanyak musim ini.
Namun, pemain-pemain itu kerap kalah dalam memenangi duel 50-50. Hal ini terlihat dari persentase memenangi tekel mereka yang masih sangat rendah: Demichelis  39,4%, Mangala 56,8%, Kompany 56,4%,  sementara Clichy mempunyai angka tertinggi dengan 62,5%.
Bandingkan angka-angka ini dengan persentase tertinggi bek rival mereka seperti Mamadou Sakho (72,17 %) di Liverpool dan Luke Shaw (71,4%) di Manchester United. Bek Chelsea, Branislav Ivanovic lebih hebat lagi dengan memenangi 74,3% tekelnya.

Kerja keras Bony dalam membantu lapangan tengah merebut kembali si kulit bundar masih lebih baik ketimbang Stevan Jovetic, penyerang yang kerap diplot pelatih Manuel Pellegrini membantu lini tengah. 

Kendati statistik tekel (Bony [5] dan Jovetic [7]) serta merebut bola (32 dan 34) mereka mirip, Bony jauh lebih banyak menyapu bola (32) ketimbang Jovetic (3) dan memenangi lebih banyak duel udara (51) ketimbang penyerang asal Montenegro itu (7).

Peran bertahan ini penting mengingat performa defensif City sejauh ini buruk. Citizens kebobolan lebih banyak gol (25) ketimbang tim tetangga mereka, Manchester United (24). yang pertahanannya mendapat banyak kritik.

Sudah delapan pertandingan berlalu tanpa sang juara bertahan bisa menjaga keperawanan gawang.

Fernando dan Fernandinho tak bisa menyediakan tameng depan pertahanan selayaknya Nemanja Matic di Chelsea sementara Vincent Kompany, Eliaquim Mangala, serta Martin Demichelis goyah di barisan belakang.

Walau Pellegrini kerap merotasi lini belakangnya, Gael Clichy (19 laga), Martin Demichelis (18), Pablo Zabaleta (18), dan Vincent Kompany (17) adalah empat dari lima pemain yang mencatatkan jumlah start liga terbanyak musim ini.

Namun, pemain-pemain itu kerap kalah dalam memenangi duel 50-50.

Hal ini terlihat dari persentase memenangi tekel mereka yang masih sangat rendah: Zabaleta 51,1%, Demichelis  (39,4%), Mangala (56,8%), Kompany (56,4%), sementara Clichy mempunyai angka tertinggi dengan 62,5%.

Bandingkan angka-angka ini dengan persentase tertinggi bek rival mereka seperti Mamadou Sakho (72,17 %) di Liverpool dan Luke Shaw (71,4%) di Manchester United.

Bek Chelsea, Branislav Ivanovic lebih hebat lagi dengan memenangi 74,3% tekelnya.