Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Putri Jakarta Matador Pastikan Tampil di Kartini C

By Aning Jati - Jumat, 6 Februari 2015 | 12:18 WIB
Persaingan di sepak bola wanita diharapkan makin ketat (tribunsport)

Para peserta Kartini Cup 2015 yang berasal dari sejumlah klub sepak bola wanita di Tanah Air membuat gairah kali ini lebih meningkat.

Kabar terakhir salah satu wakil dari Nusa Tenggara Barat sudah pasti ikut serta. Namun semuanya masih dalam proses verifikasi dari panitia. Putri Jakarta Matador FC  berharap dapat lolos untuk tampil di turnamen bergengsi putri ini.

Menurut Wijang Kinanjar, Asisten Manager tim Putri Jakarta Matador FC, keputusan manajemen pusat memfokuskan program sepak bola putri di Jawa Timur dilatar belakang beberapa alasan. Mereka memilih Jember sebagai pusat pembinaan, karena manajemen  melihat denyut pembinaan di daerah ini relatif lebih kuat dibandingkan provinsi-provinsi  dan kota-kota lain di Tanah Air.
“Pemain tidak hanya butuh berlatih reguler, seperti tiga kali dalam seminggu yang sudah kami jalankan. Hal itu saja  tidak cukup jika tidak ada kompetisi, turnamen, atau lawan latih tanding. Semua ini penting untuk melihat kemajuan pembinaan yang sudah kami lakukan sejauh ini. Peluang untuk mlakukan program itu semua terutama di Jawa Timur cukup terbuka,” ungkap Wijang.
Terkait persoalan teknis, meski harus memulai semua dari awal, tapi dengan semangat dan animo putri-putri bangsa yang luar biasa, Wijang menilai peluang ke depan untuk sepak bola putri lebih baik dan sangat terbuka.
“Sejauh ini kami sudah berkomunikasi dengan beberapa pembina di beberapa daerah. Pembina dari Bondowoso dan Banyuwangi, juga sudah berkomitmen menjadikan Jakarta Matador FC sebagai payung bersama,” ujar Jaenuri, Asisten Pelatih Jakarta Matador FC.

Menurut Wijang Kinanjar, Asisten Manager tim Putri Jakarta Matador FC, keputusan manajemen pusat memfokuskan program sepak bola putri di Jawa Timur dilatar belakang beberapa alasan. Mereka memilih Jember sebagai pusat pembinaan, karena manajemen  melihat denyut pembinaan di daerah ini relatif lebih kuat dibandingkan provinsi-provinsi  dan kota-kota lain di Tanah Air.

“Pemain tidak hanya butuh berlatih reguler, seperti tiga kali dalam seminggu yang sudah kami jalankan. Hal itu saja  tidak cukup jika tidak ada kompetisi, turnamen, atau lawan latih tanding. Semua ini penting untuk melihat kemajuan pembinaan yang sudah kami lakukan sejauh ini. Peluang untuk mlakukan program itu semua terutama di Jawa Timur cukup terbuka,” ungkap Wijang.

Terkait persoalan teknis, meski harus memulai semua dari awal, tapi dengan semangat dan animo putri-putri bangsa yang luar biasa, Wijang menilai peluang ke depan untuk sepak bola putri lebih baik dan sangat terbuka.

“Sejauh ini kami sudah berkomunikasi dengan beberapa pembina di beberapa daerah. Pembina dari Bondowoso dan Banyuwangi, juga sudah berkomitmen menjadikan Jakarta Matador FC sebagai payung bersama,” ujar Jaenuri, Asisten Pelatih Jakarta Matador FC.