Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2 di derbi Madrid di Santiago Bernabeu. Kekalahan itu menyakitkan, tapi menjadi awal sejarah.
Momen sejarah yang dimaksud ialah rentetan 22 kemenangan Los Blancos di semua ajang. Anak asuh Carlo Ancelotti menjadi tim Spanyol, bahkan Eropa, pertama yang melakukannya.
Hampir lima bulan berlalu sejak kekalahan dalam derbi ibu kota tadi, Madrid kembali dipermalukan. Kali ini dengan cara yang lebih parah, takluk 0-4 dari Atletico di Vicente Calderon (7/2).
Kekalahan ini yang ibarat mengonfirmasi Madrid tengah dalam krisis. Meski demikian, bagi para Madridista yang optimistis, kekalahan dari Atletico harus bisa memacu Madrid untuk mengulangi sejarah.
Pentasnya sudah tersedia di sisa musim ini. Targetnya sama, selangkah demi selangkah meraih tiap kemenangan. Langkah pertama sudah dilakukan. Madrid menang 2-0 di Bernabeu dari Deportivo di pertandingan pertama sejak kalah 0-4 dari Atletico.
Langkah kedua ialah di leg I 16 besar Liga Champion vs Schalke (18/2). Kompetisi sisa Madrid memang tinggal La Liga dan LC. Menariknya, potensi laga Los Blancos di dua kompetisi ini sampai akhir babak adalah persis 22 pertandingan lagi!
Kalau menghitung tripoin yang didapatkan dari Depor, Madrid berpeluang memperbarui rekor dengan meraih 23 kemenangan secara beruntun.
Dari sisa 22 laga sampai akhir musim, 15 di antaranya di La Liga, dua di 16 besar LC melawan Schalke, potensi dua laga di perempat final LC, dua laga semifinal, dan final LC di Olympistadion, Berlin.
Tentu saja status tugas ini mahasulit. Laga tandang Los Blancos amat berat dengan jadwal lawatan ke kandang Sevilla, Bilbao, sampai Camp Nou di el clasico 22 Maret. Apabila Madrid berhasil mewujudkan rekor 23 keme-nangan beruntun sampai akhir musim, otomatis titel La Liga dan LC dalam genggaman.