Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub Ini Pekerjakan Ibu-Ibu untuk Cegah Kericuhan

By Aning Jati - Selasa, 10 Februari 2015 | 09:02 WIB
Keamanan Ibu-Ibu mengawasi para fan yang bisa jadi putra-putri mereka sendiri. (The Guardian)

Terobosan baru untuk mengurasi potensi kekerasan atau kericuhan di sepak bola diterapkan klub asal Brasil, Sport Club do Recife.

Klub itu melatih sekitar 30 match steward baru yang bertugas mengawasi penonton selama pertandingan berlangsung. Hal itu tentu biasa, tetapi lantas jadi menarik bila match steward baru itu merupakan ibu dari para fan!

Sport Club do Recife merasa perlu merangkul ibu para fan sebagai antisipasi kerusuhan yang bisa terjadi. Alasannya cukup sederhana: para fan yang akan berulah bakal berpikir seribu kali untuk nekad melakukan aksi mereka di hadapan ibu sendiri!

Jadilah, ibu-ibu ini menjalani "debut" mereka sebagai pengawas anak-anak mereka alias para fan di tepi lapangan kala Sport Club do Recife menjamu Nautico, Minggu (8/2). Ibu-ibu match steward ini berkeliling sambil mengawasi penonton dengan mengenakan rompi oranye menyala bertuliskan "Seguranca Mae" atau "Keamanan Ibu-Ibu" dalam bahasa Portugal.

Layar lebar beberapa kali juga menyorot debut para ibu itu sebelum dan selama pertandingan untuk memperkenalkan serta menyadarkan fan akan keberadaan mereka di stadion.

"Tujuan kami melibatkan kaum ibu adalah menjadikan fan fanatik sadar dan membawa kedamaian di stadion. Pada akhirnya, tak akan yang mau berkelahi di depan ibu mereka masing-masing," ujar Aricio Fortes, Wakil Presiden Ogilvy, perusahaan PR yang menelurkan ide ini, seperti dilansir dari situs resmi klub.

Para ibu match steward ini mendapat pelatihan sama seperti yang diperoleh petugas keamanan, match steward, serta tenaga sukarela pada umumnya.

Ide itu berjalan sukses, setidaknya pada laga kontra Nautico, tak ada seorang fan pun yang ditahan dan Sport menang 1-0.

Di sisi lain, Recife merupakan salah satu kota di Brasil yang kental dengan sepak bola, namun fan di sana memiliki kultur kekerasan yang makin meningkat belakangan ini.