Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dua kontestan LSI, Pusamania Borneo FC dan Bali United Pusam (BUP), selangkah lebih maju dibandingkan peserta LSI lain dalam urusan ruang ganti di stadion.
Seperti diketahui Borneo FC dan BUP mendandani ruang ganti baik untuk tim tuan rumah maupun tim tamu dengan terinspirasi ruang ganti layaknya kepunyaan klub-klub Eropa.
Nah, bagaimana dengan ruangan ganti yang biasa digunakan klub LSI lainnya semacam Arema Cronus?
Arema, menggunakan Stadion Kanjuruhan, Malang, sebagai markas mereka, rupanya masih menggunakan ruang ganti yang terbilang ketinggalan zaman.
Ruang ganti di markas Arema itu tidak punya kursi permanen dan tempat untuk menggantung baju. Loker untuk pakaian pemain juga hanya loker besi biasa yang digunakan untuk menyimpan berkas.
Setiap kali Arema atau tim tamu bermain di Stadion Kanjuruhan, mereka harus menggunakan kursi plastik untuk duduk. Baju dan perlengkapan pemain diletakkan di kursi itu. Sebuah kondisi yang belum berubah sejak stadion ini digunakan pada 2004.
Mengenai kondisi ruang ganti yang sudah ketinggalan zaman, Kepala UPTD Stadion Kanjuruhan, Abdul Haris, mengaku tidak akan melakukan renovasi dalam waktu dekat. UPTD Stadion Kanjuruhan lebih fokus untuk menjaga kualitas lapangan dan dan tempat duduk di tribun VIP.
"Sementara ini belum ada keluhan mengenai ruang ganti. Tapi, suatu saat pasti akan kami benahi karena kami juga punya keinginan untuk memberikan kenyamanan kepada pemain di ruang ganti," tegas pria yang menjabat sebagai Ketua Panpel Arema itu.