Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada era PSSI dipimpin oleh Kardono, organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia ini sempat merumuskan Pola Pembinaan Sepak bola Nasional (PPSN).
Dalam pola tersebut pakar seperti Risdianto, Ronny Pattinasarany (almarhum) dkk. mencoba untuk meniru kesuksesan Jerman Barat saat menjuarai Piala Dunia 1990.
Sistem permainan 3-5-2, mulai dikembangkan untuk semua klub di Tanah Air. Tak heran jika pada akhir 90-an sistem permainan semua klub di Indonesia seragam. Hampir semua timnas dan klub Indonesia memakai dua wing back, duet center back, dan libero di lini belakang. Kemudian satu gelandang bertahan, dua gelandang serang dan duet striker di lini depan. Namun sistem permainan yang terus berkembang sepertinya tak mampu diadopsi oleh PPSN yang juga tidak pernah lagi dikembangkan.
“Perkembangan sepak bola saat ini sudah jauh berubah. PPSN seharusnya ikut berubah, kalau tidak semestinya ada penyegaran lagi untuk mengikuti tren sepak bola saat ini,” kata Taufik Jursal Effendi, Ketua Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia.
Muhammad Arifin, anggota Komite Pembinaan Usia Muda PSSI, dan Taufik menilai, jika PSSI atau sepak bola Indonesia tidak segera berbenah maka akan semakin ketinggalan. Filosofi pembinaan dan program pembinaan yang tepat, sangat mendesak untuk mewujudkan prestasi bagi timnas.
Sistem permainan 3-5-2, mulai dikembangkan untuk semua klub di Tanah Air. Tak heran jika pada akhir 90-an sistem permainan semua klub di Indonesia seragam. Hampir semua timnas dan klub Indonesia memakai dua wing back, duet center back, dan libero di lini belakang. Kemudian satu gelandang bertahan, dua gelandang serang, dan duet striker di lini depan. Namun, sistem permainan yang terus berkembang sepertinya tak mampu diadopsi oleh PPSN yang juga tidak pernah lagi dikembangkan.
“Perkembangan sepak bola saat ini sudah jauh berubah. PPSN seharusnya ikut berubah, kalau tidak semestinya ada penyegaran lagi untuk mengikuti tren sepak bola saat ini,” kata Taufik Jursal Effendi, Ketua Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia.
Muhammad Arifin, anggota Komite Pembinaan Usia Muda PSSI, dan Taufik menilai, jika PSSI atau sepak bola Indonesia tidak segera berbenah maka akan semakin ketinggalan. Filosofi pembinaan dan program pembinaan yang tepat, sangat mendesak untuk mewujudkan prestasi bagi timnas.