Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

SSB Internasional, Filosofi, dan Program Beda

By Aning Jati - Rabu, 11 Februari 2015 | 20:08 WIB
SSB di Indonesia memiliki banyak ragam dalam pelatihannya.

Program latihan atau bisa disebut kurikulum sekolah sepak bola asal Eropa, hampir semuanya berdasarkan program yang dilakukan klub asalnya.

Bahkan SSB Arsenal dikenal sebagai sekolah yang mengambil program latihan tim muda The Gunners.

Begitu pula dengan SSB Chelsea dan Liverpool yang sudah beredar di Jakarta. Namun program sedikit berbeda terlihat diterapkan di Real Madrid Social School. Di SSB Real Madrid ini, terdapat lima program utama yang harus dijalani setiap siswa yang berlatih di sana.
“Secara garis besar, ada lima yakni teknikal, taktikal, psikomotorik, pengenalan aturan dan edukasi. Mungkin program terakhir yakni edukasi tidak ada di SSB lainnya,” kata Muhammad Arifin, pengelola SSB Real Madrid di Banjarmasin.
Menurut Arifin yang juga anggota Komite Pembinaan Usia Muda PSSI itu, edukasi menjadi bagian penting di SSB Real Madrid karena mereka memahami bahwa tidak semua siswa yang berlatih di sana akan menjadi pesepak bola andal. 
“Jadi bagi siswa yang tidak terlalu berbakat di sepak bola, masih tetap bisa berlatih, namun diarahkan untuk lebih mempelajari edukasi atau pendidikan sekolah seperti matematika dan pelajaran lainnya. Filosofi SSB Real Madrid, bukan menciptakan pesepak bola andal, melainkan lebih ke peran sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang salah jalan atau pergaulan,” kata Arifin.
Hal ini membuat SSB Real Madrid tidak melulu memberikan pelajaran tentang teknik sepak bola.”Menang atau kalah di SSB ini tidak penting. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan pemerataan kesempatan. Team First, winning second,” kata Arifin. Filosofi ini agaknya sulit diterima atau diterapkan dalam pembinaan sepak bola Indonesia saat ini yang lebih mengarah untuk menang dengan melihat perbedaan skor atau hasil akhir. “Bagi kami, menang adalah jika semua pemain senang dan mereka memiliki kesempatan bermain yang sama,”  Muhammad Arifin, Pengelola Real Madrid Social School Banjarmasin. 

Begitu pula dengan SSB Chelsea dan Liverpool yang sudah beredar di Jakarta. Namun, program sedikit berbeda terlihat diterapkan di Real Madrid Social School. Di SSB Real Madrid ini terdapat lima program utama yang harus dijalani setiap siswa yang berlatih di sana.

“Secara garis besar, ada lima yakni teknikal, taktikal, psikomotorik, pengenalan aturan dan edukasi. Mungkin program terakhir yakni edukasi tidak ada di SSB lainnya,” kata Muhammad Arifin, pengelola SSB Real Madrid di Banjarmasin.

Menurut Arifin yang juga anggota Komite Pembinaan Usia Muda PSSI itu, edukasi menjadi bagian penting di SSB Real Madrid karena mereka memahami bahwa tidak semua siswa yang berlatih di sana akan menjadi pesepak bola andal. 

“Jadi bagi siswa yang tidak terlalu berbakat di sepak bola, masih tetap bisa berlatih, namun diarahkan untuk lebih mempelajari edukasi atau pendidikan sekolah seperti matematika dan pelajaran lainnya. Filosofi SSB Real Madrid, bukan menciptakan pesepak bola andal, melainkan lebih ke peran sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang salah jalan atau pergaulan,” kata Arifin.

Hal ini membuat SSB Real Madrid tidak melulu memberikan pelajaran tentang teknik sepak bola.”Menang atau kalah di SSB ini tidak penting. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan pemerataan kesempatan. Team First, winning second,” kata Arifin.

Filosofi ini agaknya sulit diterima atau diterapkan dalam pembinaan sepak bola Indonesia saat ini yang lebih mengarah untuk menang dengan melihat perbedaan skor atau hasil akhir.

“Bagi kami, menang adalah jika semua pemain senang dan mereka memiliki kesempatan bermain yang sama,”  Muhammad Arifin, Pengelola Real Madrid Social School Banjarmasin.