Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekurangan Persija yang mencolok pada ISL 2014 adalah minimnya kontribusi lini depan. Kinerja lima striker yang dimiliki Macan Kemayoran masih jauh dari harapan manajemen.
Kehadiran Boakay Eddy Foday pada paruh kedua menggantikan peran Zelimir Terkes tak membawa dampat positif. Ia hanya mencetak dua gol.
Sementara itu, striker yang lebih dulu bergabung ttidak menunjukkan hasil lebih apik. Ivan Bosnjak tampil 14 kali hanya bisa menyumbang empat gol. Rachmat Afandi membuat dua gol dari 15 partai. Sedangkan Agung Supriyanto menyumbang satu gol dari enam laga. Sepak terjang Agus Salim nihil.
Mantan striker Persija yang membawa juara Liga Indonesia 2001, Gendut Doni, mengungkapkan perlu adanya pembongkaran di sektor depan. Mantan pemain yang kini sibuk mengelola akademi sepak bola bernama Gendut Doni Training Camp itu lebih menyoroti sepak terjang dua striker asing.
"Mereka saya rasa harus dilepas untuk musim depan. Bukannya ingin memandingkan saat era Persija juara, kala itu striker lokal justru menjadi andalan. Ada Widodo Cahyono Putro, Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas, dan saya," ucap Gendu Doni.
Mantan penyerang timnas itu melihat tidak ada striker yang haus gol yang dimiliki Persija saat ini. Kondisi itu jelas membawa dampak buruk pada pencapaian tim.
"Kabarnya ada rencana mendatangkan Bambang Pamungkas lagi. Bila itu terjadi saya rasa menjadi langkah jitu. meskipun Bepe sudah tak lagi muda, naruli golnya masih tajam. Fisik mungkin menurun, tetapi terkait ketajaman masih ada," tutur Doni.
Namun, memulangkan Bepe ke Jakarta bukan 100 persen menjadi solusi. Andaikan benar direkrut, butuh pilar pendukung yang harus disiapkan oleh manajemen.
"Persija harus menyiapkan striker yang lebih muda sebagai tandemnya. Saat Bepe tak banyak bergerak, striker lain harus lebih menjelajah," kata Doni.