Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jose Mourinho hanya menggunakan 17 starter di Premier League sejauh ini. Dari jumlah tersebut, tujuh melakoni kurang dari enam start. Ketiadaan rotasi ini kekuatan sekaligus kelemahan terbesar skuatnya.
Pertama, membahas kekuatan. Suatu unit yang bermain bersama dalam rentang waktu lama akan lebih solid ketimbang tim yang gonta-ganti pemain. Solidnya The Blues terlihat dari ketajaman dan dalamnya pengertian antara lini.
Cesc Fabregas cs. mampu menorehkan hingga 66 operan beruntun dalam rentang waktu tiga menit pada kemenangan 5-0 melawan Swansea (17/1).
Pada pertandingan Boxing Day kontra West Ham dan laga tahun baru kontra Tottenham, Mourinho menurunkan komposisi identik. Ia hanya mengganti tiga pemain pada laga bersua Southampton di antara dua partai tadi.
Kepercayaan (atau ketergantungan) terhadap komposisi pemain ini merupakan fenomena baru bagi Mourinho di Inggris. Jose kerap bongkar pasang kala membawa Chelsea juara tahun 2004/05 dan 2005/06.
Selama tiga laga akhir tahun 2004, Mourinho mengganti lima pemain dari line up-nya. Setahun setelah itu hanya John Terry tampil sebagai starter di rentang sama.
Ia merotasi strikernya, antara Eidur Gudjohnsen dan Didier Drogba pada 2004 dan Hernan Crespo serta Drogba pada 2005. Mou punya opsi melimpah di sektor sayap dengan Damien Duff, Joe Cole, Arjen Robben, serta Gudjohnsen sendiri ia turunkan dari sektor melebar.
Satu-satunya yang hampir konstan ketika itu adalah kehadiran Claude Makelele di jantung pertahanan.
Kini, banyak faktor konstan di tim Mourinho. Diego Costa selalu ia andalkan sebagai penggedor. Oscar, Willian, dan Eden Hazard di belakangnya. Cesc Fabregas dan Nemanja Matic di tengah lapangan.
Hanya cedera yang bisa memaksa sang pelatih mengganti lini belakang seperti kala Cesar Azpilicueta diganti oleh Felipe Luis.