Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan antara Australia melawan Uni Emirat Arab di semifinal Piala Asia 2015, Selasa (27/1), berpotensi ketat.
Kedua tim belum pernah bertemu di kompetisi resmi. Namun, mereka sudah dua kali menjajal kekuatan satu sama lain dalam partai persahabatan.
Uji coba perdana terjadi pada Januari 2011, sementara yang kedua pada Oktober 2014. Kedua gim tersebut berakhir sama kuat dengan skor identik: 0-0.
Status tuan rumah tidak lantas membuat Australia sebagai unggulan untuk menghadapi Korea Selatan di final, Sabtu (31/1). Pasalnya, tingkat kepercayaan diri UEA sangat tinggi setelah menyingkirkan juara bertahan Jepang lewat adu penalti di perempat final.
"Hasil atas Jepang telah membuat para pemain kian optimistis dan termotivasi. Namun, tentu saja, melawan Australia di depan pendukung mereka akan menjadi laga yang sangat sulit," kata arsitek UEA, Mahdi Ali Said, di situs turnamen.
Australia perlu mewaspadai UEA yang langsung panas sejak sepak mula. Total dua dari tujuh gol UEA di turnamen ini terjadi pada 15 menit awal pertandingan.
Sebaliknya, Socceroos cenderung telat panas. Belum ada gol yang diciptakan Australia pada periode yang sama.
Duo UEA, Ali Ahmed Mabkout dan Omar Abdulrahman, sangat berbahaya. Mabkout merupakan pemain terproduktif Piala Asia 2015 dengan koleksi empat gol, sementara Omar, pemilik dua assist, digadang-gadang sebagai calon peraih titel Pemain Terbaik ajang ini.
Australia akan kembali mengandalkan pemain paling veteran di skuat Ange Postecoglou: Tim Cahill. Pemilik tiga gol sepanjang turnamen ini punya misi pribadi.
Menurut harian UEA, The National, Cahill telah setuju meninggalkan New York Red Bulls demi bergabung dengan tim UEA, Al Wahda. Permainan apik versus UEA bisa menambah kredibilitas dan nilai pemain berumur 35 tahun itu.