Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Timnas U-19 Tertolong Tarkam

By Aning Jati - Jumat, 6 Februari 2015 | 21:17 WIB
pemain Timnas U-16 miskin pengalaman kompetisi. (Herka Yanis)

19.

Menurut Fachry Husaini, pelatih timnas junior, pemain timnas U-19 saat ini, beberapa diantara mereka sempat mengikuti kompetisi tarkam di daerahnya.

Di sana mereka bermain dengan pemain senior. Hal ini berbedas dengan pemain U-16, yang berasal dari daerah miskin kompetisi. Bisa dibilang pemahaman pemain timnas U-16 itu masih miskin terhadap tak-tik dan strategi permainan.
“Jangankan mereka, para pemain senior di timnas senior kita pun masih ada yang memiliki pemahaman yang salah dalam tak-tik dan strategi permainan,” kata mantan asisten pelatih timnas senior era Alfred Riedl tersebut. 
Dalam keadaan seperti itu, mau tak mau pelatnas yang ia gelar harus berlangsung perlahan agar semua pemain mengerti permainannya. “Ada pemain dari timnas U-19 lama, yang saat ini masih harus saya perbaiki pengambilan posisi dan badannya sebagai seorang penyerang,” kata Fachry.
Padahal hal mendasar seperti ini menurut Fachry sudah tidak perlu diajarkan lagi untuk pemain timnas U-16 ke atas. Fachry dan para pelatih menganggap sudah seharusnya para pemain yang berusia 15 tahun, sudah memasuki tahap coaching dan tidak perlu lagi memperbaiki masalah teknik dan skil individu. “Tetapi itulah yang terjadi di Indonesia,” tutur Fachry menyoroti kelemahan anak buahnya. 
Akhir Februari nanti, Fachry pun sudah menjadwalkan agenda uji coba melawan tim bentukan ASSBI yang akan mengikuti turnamen di Portugal. Uji coba ini akan menjadi check point awal atas program latihan  yang sudah ia gelar selama ini.

Di sana mereka bermain dengan pemain senior. Hal ini berbedas dengan pemain U-16, yang berasal dari daerah miskin kompetisi. Bisa dibilang pemahaman pemain timnas U-16 itu masih miskin terhadap tak-tik dan strategi permainan.

“Jangankan mereka, para pemain senior di timnas senior kita pun masih ada yang memiliki pemahaman yang salah dalam tak-tik dan strategi permainan,” kata mantan asisten pelatih timnas senior era Alfred Riedl tersebut. 

Dalam keadaan seperti itu, mau tak mau pelatnas yang ia gelar harus berlangsung perlahan agar semua pemain mengerti permainannya. “Ada pemain dari timnas U-19 lama, yang saat ini masih harus saya perbaiki pengambilan posisi dan badannya sebagai seorang penyerang,” kata Fachry.

Padahal hal mendasar seperti ini menurut Fachry sudah tidak perlu diajarkan lagi untuk pemain timnas U-16 ke atas. Fachry dan para pelatih menganggap sudah seharusnya para pemain yang berusia 15 tahun, sudah memasuki tahap coaching dan tidak perlu lagi memperbaiki masalah teknik dan skil individu. “Tetapi itulah yang terjadi di Indonesia,” tutur Fachry menyoroti kelemahan anak buahnya. 

Akhir Februari nanti, Fachry pun sudah menjadwalkan agenda uji coba melawan tim bentukan ASSBI yang akan mengikuti turnamen di Portugal. Uji coba ini akan menjadi check point awal atas program latihan  yang sudah ia gelar selama ini.