Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Teriakan gembira membahana di Stadium Australia, Sydney, Senin (26/1), begitu wasit Ryuji Sato (Jepang) meniup peluit tanda akhir pertandingan.
Seluruh pemain Korsel tampak mensyukuri kemenangan 2-0 atas Irak di semifinal Piala Asia 2015.
Setelah menanti 27 lamanya, Korsel akhirnya kembali ke partai final turnamen sepak bola terbesar di Asia ini. Taegeuk Warriors terakhir berlaga di laga puncak pada 1988, meski dalam tiga edisi beruntun mereka mampu menembus semifinal.
Tak heran, Ki Sung-yueng dkk. tampak emosional, begitu pula fan yang larut dalam suka-cita.
Dua gol kemenangan Korsel masing-masing tercipta di menit ke-20 dan menit ke-50 melalui Lee Jung-hyub dan Kim Young-gwon.
Sejak awal Taegeuk Warriors menekan pertahanan Irak. Bisa jadi lantaran menghindari babak perpanjangan waktu maupun adu penalti. Pasalnya, pelatih Korsel, Uli Stielike, sebelum pertandingan mengkhawatirkan kebugaran anak asuhannya.
Irak yang sudah tertinggal saat pertandingan berjalan 20 menit bukannya tanpa usaha untuk menyamakan kedudukan. Bahkan usaha itu tak berhenti walau lawan menambah satu gol lagi di menit ke-50. Namun, Korsel yang bermain dengan determinasi tinggi tak memberi ruang cukup buat pasukan Radhi Shenaishil berkembang.
Dari statistik yang dirilis AFC, Irak melepas sebanyak 376 umpan dengan 302 di antaranya tepat sasaran, 8 tendangan bebas, 6 sepak pojok, 25 intersep, dan 3 offiside.
Sedangkan Korsel mampu melepas 443 operan (363 tepat sasaran), 21 tendangan bebas, 19 intersep, 5 sepak pojok, dan 1 intersep di pertandingan ini.
Bagi Korsel, keberadaan di final Piala Asia ini jadi yang keenam kalinya. Pada edisi pertama dan kedua Piala Asia, 1956 dan 1960, Korsel secara beruntun bertemu Israel di final dan berhasil merebut juara Piala Asia 1956 dan 1960.
Korsel juga mampu ke final pada 1972, 1980, dan 1988 masing-masing melawan Iran, Kuwait, dan Arab Saudi. Akan tetapi, Korsel takluk di tiga laga final itu dan hanya jadi runner-up.