Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jakarta Matador FC Kerja Sama Pembinaan di Jatim

By Aning Jati - Jumat, 6 Februari 2015 | 12:25 WIB
Jakarta Matador FC, merambah Jawa Timur lewat sepak bola putri (ilustrasi)

Dalam membangun klub sepak bola putri, pemilik dan pendiri Jakarta Matador FC, Heru Pujihartono tak mau minimalis. Sebaliknya usaha maksimal terus ia tunjukkan guna merekrut pesepak bola wanita terbaik yang ada di Jawa Timur. 

Menurut Jaenuri, Asisten Pelatih Jakarta Matador FC, terkait asal dan latar belakang pemain putri Jakarta Matador FC, ia tidak melihat hal itu sebagai kendala. Yang terpenting adalah bagaimana semangat dan keinginan pesepak bola wanita atau putri tersebut mampu diakomodiir dengan program ini.
 “Kami tidak menyebut mereka pemain Matador FC, tapi kami menyebutnya anggota. Jika klub yang mereka bela hanya ada aktivitas saat ada kompetisi saja kemudian  mati suri pada saat tidak ada turnamen, maka silahkan para pemain tersebut bergabung bersama kami setelah mendapat izin dari klubnya masing-masing. Dan jika klub mereka membutuhkan kembali, silahkan kembali ke klubnya lagi,” ungkap Jaenuri
Hal ini dirasa perlu karena proses transfer dan perpindahan pemain di klub sepak bola wanita memang belum tertata dengan rapi. Minimnya kompetisi juga membuat perpindahan pemain itu jarang sekali terjadi, kecuali mereka berlatih bersama di klub-klub berbeda. 
Sepak bola putri bukan semata-mata pelengkap cabang sepak bola yang  terfavorit di seluruh dunia ini. Sama seperti sepak bola putra, putri juga memiliki hak dan perlakuan sama. Keinginan mengabdi untuk bangsa lewat sepak bola, juga ada di benak pemain putri.

Menurut Jaenuri, Asisten Pelatih Jakarta Matador FC, terkait asal dan latar belakang pemain putri Jakarta Matador FC, ia tidak melihat hal itu sebagai kendala. Yang terpenting adalah bagaimana semangat dan keinginan pesepak bola wanita atau putri tersebut mampu diakomodiir dengan program ini.

 “Kami tidak menyebut mereka pemain Matador FC, tapi kami menyebutnya anggota. Jika klub yang mereka bela hanya ada aktivitas saat ada kompetisi saja kemudian  mati suri pada saat tidak ada turnamen, maka silahkan para pemain tersebut bergabung bersama kami setelah mendapat izin dari klubnya masing-masing. Dan jika klub mereka membutuhkan kembali, silahkan kembali ke klubnya lagi,” ungkap Jaenuri

Hal ini dirasa perlu karena proses transfer dan perpindahan pemain di klub sepak bola wanita memang belum tertata dengan rapi. Minimnya kompetisi juga membuat perpindahan pemain itu jarang sekali terjadi, kecuali mereka berlatih bersama di klub-klub berbeda. 

Sepak bola putri bukan semata-mata pelengkap cabang sepak bola yang  terfavorit di seluruh dunia ini. Sama seperti sepak bola putra, putri juga memiliki hak dan perlakuan sama. Keinginan mengabdi untuk bangsa lewat sepak bola, juga ada di benak pemain putri.