Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
pentolan Komite Wasit PSSI menyampaikan aspirasi para wasit yang bertugas di Liga Super Indonesia. Mereka menuntut pengelola kompetisi kasta elite membayarkan fee memimpin pertandingan langsung seusai laga usai digelar.
Belajar dari pengalaman pahit musim lalu, pembayaran honor wasit dari PT LI kerap tersendat. Para pengadil bisa menunggu sampai berbulan-bulan untuk mendapat haknya.
"Kasihan juga mereka. Meninggalkan keluarga untuk bekerja para wasit berharap pulang ke rumah masing-masing membawa penghasilan," ungkap Jimmy Napitupulu, anggota Komite Wasit PSSI.
Tak hanya kerap mengalami menundaan pembayaran fee, perangkat pertandingan juga sering harus mengeluarkan kocek pribadi untuk menutupi biaya transportasi menuju lokasi pertandingan. "Uang tersebut nantinya diganti, tapi prosesnya bertele-tele. Idealnya memang para wasit yang bertugas datang ke lokasi pertandingan dalam kondisi aman secara finansial," ungkap Jimmy.
Menurut Jimmy hal-hal sepele ini berpotensi memengaruhi integritas para wasit. Mereka bisa tergoda melakukan kongkalikong pengaturan skor karena kebutuhan finansialnya tidak dipenuhi. Sekedar informasi, seorang wasit utama dibayar Rp5 juta per pertandingan LSI. Sementara untuk para asisten mendapat honor Rp3 juta.