Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

SSB Sebagai Pendidikan Karakter

By Suryo Wahono - Kamis, 5 Februari 2015 | 17:51 WIB
Aji santoso tengah melatih anak didiknya di ASIFA (Gatot Susetyo)

Direktur Operasional Aji Santoso International Footbal Academy (ASIFA) Malang, Izul Kifli, mengakui pihaknya belum terdaftar sebagai SSB di perwakilan resmi PSSI. Padahal akademi yang berlokasi di Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang ini hampir setahun berdiri.

“Kami belum mendaftar ke Askot PSSI Kota Malang maupun Asprov. Tapi kami sudah audiensi ke Asprov Jatim untuk mendaftar sebagai klub profesional mendatang. Akademi kami berbeda dengan SSB yang ada. Secara formal, proyek kami cakupannya lebih luas, yakni pembentukan dan pembangunan karakter SDM," kata Izul. 
Sepak bola dianggap sebagai program informal dalam pembentukan karakter anak-anak. "Di ASIFA, kami mempunyai program  sepak bola lebih terpadu dan terrencana dibanding SSB lain. Makanya, kami tak hanya membangun lapangan sepak bola, tapi juga fasilitas pendukung seperti sekolah, asrama, dan pendidikan rohani untuk memperkuat karakter siswa. Kami memiliki tim pelatih dari mantan pemain, tim medis, dan ahli gizi untuk membentuk fisik siswa,” ungkap Izul Kifli.
Bahkan, menurur Izul Kifli, antara manajemen ASIFA dengan orangtua siswa ada MOU soal masa depan anak-anak mereka di sepak bola. “Kami punya MOU dengan pihak orangtua untuk mendidik dan menyalurkan anak-anak mereka di klub-klub profesional bila saatnya tiba. Jadi aturan hukum kami jelas. Itu termasuk soal perpindahan pemain dari ASIFA atau klub lain yang berminat,” kata Izul Kifli.

“Kami belum mendaftar ke Askot PSSI Kota Malang maupun Asprov. Tapi kami sudah audiensi ke Asprov Jatim untuk mendaftar sebagai klub profesional mendatang. Akademi kami berbeda dengan SSB yang ada. Secara formal, proyek kami cakupannya lebih luas, yakni pembentukan dan pembangunan karakter SDM," kata Izul. 

Sepak bola dianggap sebagai program informal dalam pembentukan karakter anak-anak. "Di ASIFA, kami mempunyai program  sepak bola lebih terpadu dan terrencana dibanding SSB lain. Makanya, kami tak hanya membangun lapangan sepak bola, tapi juga fasilitas pendukung seperti sekolah, asrama, dan pendidikan rohani untuk memperkuat karakter siswa. Kami memiliki tim pelatih dari mantan pemain, tim medis, dan ahli gizi untuk membentuk fisik siswa,” ungkap Izul Kifli.

Bahkan, menurur Izul Kifli, antara manajemen ASIFA dengan orangtua siswa ada MOU soal masa depan anak-anak mereka di sepak bola. “Kami punya MOU dengan pihak orangtua untuk mendidik dan menyalurkan anak-anak mereka di klub-klub profesional bila saatnya tiba. Jadi aturan hukum kami jelas. Itu termasuk soal perpindahan pemain dari ASIFA atau klub lain yang berminat,” kata Izul Kifli.