Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Korsel Kalah, Pelatih Dapat Respek Pemain dan Fan

By Aning Jati - Minggu, 1 Februari 2015 | 19:30 WIB
Uli Stielike menumbuhkan asa dan kebangaan lagi terhadap Taegeuk Warriors. (Brendon Thorne/Getty Images)

2 dari Australia dalam laga yang berjalan ketat (31/1). Namun, timnas berjulukan Taegeuk Warriors ini kembali ke Korsel tetap dengan kepala tegak.

Tak ada caci-maki dari publik Negeri Ginseng atas kegagalan itu. Kekecewaan juga tak begitu dirasakan, berbeda bila dibandingkan dengan kepulangan Son Heung-min dkk. dari Piala Dunia 2014. Ketika itu, publik Korsel tak habis pikir dengan performa timnas kesayangan yang sungguh tak meyakinkan.

Akan tetapi, semenjak Uli Stielike duduk di kursi panas arsitek timnas pada 5 September 2014, asa dan kebanggaan fan Taegeuk Warriors terhadap tim kesayangan mulai tumbuh kembali.

"Rakyat Korea, Anda bisa bangga dengan para pemain," ujar Stielike, seusai kekalahan timnas yang dilatihnya.

Pelatih asal Jerman itu berujar para pemainnya pantas disebut sebagai juara yang sebenarnya. "Saya sepakat kami tidak memenangi piala. Tetapi, dengan penampilan kami di final, kami telah memenangkan hati banyak orang," imbuh seperti dilansir di Korea Times.

Sejak menangani timnas Korsel, beban yang diberikan Asosiasi Sepak Bola Korsel (KFA) buat eks sweeper Real Madrid itu tergolong tak tinggi. Bisa dibilang hal itu lantaran Stielike pelatih yang tergolong biasa saja, bila menyangkut rekam jejak karier kepelatihannya.

Namun, Stielike mendemonstrasikan kepemimpinan yang kuat dalam timnya dan membawa Ki Sung-yueng cs. tanpa kebobolan dalam lima partai di Piala Asia 2015 sebelum akhirnya dikalahkan tuan rumah.

Jangan lupa pula, Stielike mengantar Taegeuk Warriors ke final Piala Asia sejak yang terakhir dialami pada Piala Asia 1988.

Stielike juga berani memperkenalkan sejumlah pemain baru yang ternyata memiliki talenta tersembunyi seperti Lee Jeong-hyeop, Nam Tae-hee, dan Kim Jin-hyeon. Ia bertahan dengan keputusannya meski pada awalnya sempat diragukan, bahkan oleh KFA.

Kepercayaan itu dibalas para pemain dengan aksi memikat di setiap pertandingan. Walau tak secemerlang Ki Sung-yueng atau Son Heung-min, para pemain itu mampu menyegarkan tim dengan semangat tinggi yang mereka bawa.

"Apa yang dibutuhkan sekarang adalah pengembangan pemain muda. Kami harus lebih banyak bermain menggunakan bola," ujarnya.