Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam RUPS di Palembang akhir pekan lalu PT Liga Indonesia mengumumkan rencana merubah mekanisme pembagian fee hak siar di Liga Super Indonesia 2015. Klub dengan rating tinggi bakal dibayar Rp50 juta perlaga, lebih banyak dibanding penerimaan musim lalu yang hanya Rp30 juta. Hanya perubahan itu tak membuat Persib, klub primadona bagi stasiun televisi, puas.
Maung Bandung menuntut tambahan bonus tambahan dari pengelola kompetisi kasta elite. Risha Adi Wijaya, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat yang menaungi Persib, berpandangan insentif khusus dari PT Li sebagai penghargaan. Klub yang rata-rata memiliki nilai rating tinggi ikut membantu peningkatan popularitas LSI.
Popularitas yang terus melonjak akan membuat banyak perusahaan kakap ngebet mensponsori LSI. "Insentif ini juga untuk memacu klub-klub peserta LSI agar berupaya meningkatkan ratingnya dengan berbagai cara. Di antaranya dengan meningkatkan kualitas tim agar bisa berprestasi di persaingan elite agar bisa meningkatkan popularitas di mata publik sepak bola nasional," ujar Risha.
Menurut Risha, bukan hanya Maung Bandung, klub-klub lain yang selama ini memiliki rating bagus juga sepertinya punya pemikiran yang sama. Hal ini sangat wajar dalam era sepak bola industri, klub menuntut penghasilan lebih mengingat mereka juga jadi jualan utama pengelola LSI untuk mengatrol nilai jual kompetisi.
"Intinya kami berharap ke depannya pendapatan klub dari hak komersial dimaksimalkan," kata Risha. (Budi Kresnadi)